Kali ini, saya ingin memposting kembali mengenai hasil observasi nasi goreng yang telah saya lakukan dalam memenuhi tugas kuliah. Sebelumnya, saya pernah juga memposting contoh laporan observasi nasi goreng Pak Broto, namun isi postingan kali ini bisa dibilang lebih detail. Isi bahasan cenderung mengenai penerapan strategi yang dilakukan pada usaha nasi goreng. Semoga postingan ini bisa membantu teman-teman yang membutuhkan. Berikut pembahasannya.
A. Sekilas Tentang Latar Belakang Usahanya
Bermula dari mengikuti jejak sang ayah, Herry Aprianto (31 tahun) atau yang akrab disapa Mas Herry ini akhirnya mendirikan usaha kecil-kecilan di bidang makanan siap saji, yaitu nasi goreng. Usaha yang notabennya adalah makanan favorit orang Indonesia ini, ia dirikan pada tahun 2008, tepatnya sekitar enam tahun yang lalu dengan modal awal sebesar 7.000.000 rupiah. Modal awal ini ia peroleh dari hasil meminjam dengan saudaranya yang ada di Jakarta. Dalam kurun waktu sekitar setengah tahun sejak berdirinya, ia sudah mampu mengembalikan pinjamannya itu. Dengan modal awal sebesar inilah, Mas Herry dapat menjalankan usahanya hingga sekarang. Kini, dari hasil penjualannya ini ia mampu meraup omset kurang lebih sebesar Rp 500.000,- perharinya. Sehingga keuntungan yang dapat ia peroleh perharinya yaitu sebesar Rp 200.000,- dengan asumsi 50 piring habis terjual. Jika diakumulasikan dalam setahun bisa diperoleh omset bersih kurang lebih sebesar 62.400.000 rupiah setelah dikurangi beban sewa tempat usaha.
B. Profil UsahaA. Sekilas Tentang Latar Belakang Usahanya
Bermula dari mengikuti jejak sang ayah, Herry Aprianto (31 tahun) atau yang akrab disapa Mas Herry ini akhirnya mendirikan usaha kecil-kecilan di bidang makanan siap saji, yaitu nasi goreng. Usaha yang notabennya adalah makanan favorit orang Indonesia ini, ia dirikan pada tahun 2008, tepatnya sekitar enam tahun yang lalu dengan modal awal sebesar 7.000.000 rupiah. Modal awal ini ia peroleh dari hasil meminjam dengan saudaranya yang ada di Jakarta. Dalam kurun waktu sekitar setengah tahun sejak berdirinya, ia sudah mampu mengembalikan pinjamannya itu. Dengan modal awal sebesar inilah, Mas Herry dapat menjalankan usahanya hingga sekarang. Kini, dari hasil penjualannya ini ia mampu meraup omset kurang lebih sebesar Rp 500.000,- perharinya. Sehingga keuntungan yang dapat ia peroleh perharinya yaitu sebesar Rp 200.000,- dengan asumsi 50 piring habis terjual. Jika diakumulasikan dalam setahun bisa diperoleh omset bersih kurang lebih sebesar 62.400.000 rupiah setelah dikurangi beban sewa tempat usaha.
Dari hasil observasi yang telah saya lakukan pada usaha mikro ini, dapat dideskripsikan profil usahanya yang dituliskan sebagai beikut.
- Jenis usaha : Kuliner
- Nama usaha : Nasi Goreng Mas Herry
- Nama pemilik : Herry Aprianto
- Alamat usaha : Jl. Pisangan, Ciputat-Tangerang Selatan
- Kegiatan : Menjual nasi goreng dengan lauk pauk, dengan tampilan berbeda dan dicampur dengan beberapa bahan tambahan seperti sosis, baso, hati ampela yang ditambah dengan pelengakap acar dan kerupuk. Selain itu, menjual mie dan kwetiau yang beraneka rasa.
- Waktu operasi : 17.00-01.00 WIB, namun jika nasi gorengnya habis sebelum pukul 01.00 maka warung ditutup.
C.
Bauran
Pemasaran pada Usaha Nasi Goreng Mas Herry
Dari hasil observasi ini, didapatkan data mengenai bauran pemasaran
yang ada pada usaha Nasi Goreng Mas Herry. Adapun rinciannya sebagai berikut.
Ø Tempat (Place)
Lokasi yang
diambil oleh Mas Herry dalam menjalankan usahanya yaitu di daerah Pisangan,
Ciputat-Tangerang Selatan. Ia menyewa tempat dalam bentuk kontarakan rumah,
karena selain digunakan untuk tempat tinggal, kontrakannya digunakan juga untuk
tempat usahanya. Lokasi ini terletak di pinggir jalan, dan tergolong strategis,
karena pasalnya dekat dengan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta
kos-kosan para mahasiswa/mahasiswi.
Ø Produk (Procuck)
Pada umumnya,
produk yang ditawarkan oleh Mas Herry dalam usahanya yaitu nasi goreng, di mana
nasi goreng ini dikemas dengan variasi rasa yang berbeda sesuai dengan
jenisnya. Selain menjual nasi goreng yang beraneka jenis dan rasa, ia juga
menjual mie dan kwetiau yang tentunya memiliki vasriasi jenis yang berbeda
juga. Untuk minumannya sendiri, ia menawarkan minuman yang pada umunya sama
dengan tempat lain. Adapun produk makanan dan minuman yang dijajankan oleh Mas
Herry yaitu:
Menu Makanan
|
Menu Minuman
|
1.
Nasi Goreng Biasa/Ayam
|
1.
Air Putih
|
2.
Nasi Goreng Ati Ampela
|
2.
Teh Hangat Manis
|
3.
Nasi Goreng Pete
|
3.
Es The Manis
|
4.
Nasi Goreng Sosis Bakso
|
4.
Es Jeruk
|
5.
Nasi Goreng Spesial
|
5.
Jeruk Hangat
|
6.
Mie Goreng
|
|
7.
Mie Rebus
|
|
8.
Kwetiau Goreng
|
|
9.
Kwetiau Rebus
|
Ø Promosi (Promotion)
Dalam memasarkan dagangannya, Mas Herry hanya memasang spanduk atau
papan nama di tempat usaha. Selain itu, ia membuat lampu dengan penerangan yang
cukup saat berjualan sehingga dapat terlihat dari kejauhan. Sedangkan strategi
promosi paling efektif yang diterapkan oleh Mas Herry adalah dengan jenis
promosi mulut ke mulut (mouth to mouth).
Promosi jenis ini baru akan terjadi jika konsumen puas dengan cita rasa menu
yang telah dijual.
Ø Harga (Price)
Harga
yang ditawarkan oleh Mas Herry ini tergolong relative murah. Kisaran harganya
mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 14.000. Harga ini tergantung dari jenis menu
mana yang akan dipesan pelanggan.
D.
Analisis
Lingkungan Eksternal dan Internal pada Usaha Nasi Goreng Mas Herry
Selain mendapatkan data mengenai bauran pemasaran yang ada pada
usaha Mas Herry ini, saya juga mendapatkan data lain, yang kemudian saya
jabarkan dalam analisis lingkungan eksternal dan internal dengan menggunakan
analisis SWOT di bawah ini.
1.
Identifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal (Opportunity – Threat)
Ø Peluang (Opportunity)
Nasi goreng
biasa dicari dan sering dijadikan menu utama pilihan bagi orang-orang yang
lapar dan malas memasak di malam hari, apalagi saat cuaca dingin yang membuat
hangat badan. Selain itu, nasi goreng yang didagangkan Mas Herry kepada para
pelanggannya ini memiliki kualitas dan cita rasa yang baik dibandingkan dengan
para pesaingnya, walaupun pesaing memiliki kelebihan dalam hal inovasi. Karena
peluang-peluang inilah yang membuat Mas Herry memilih usaha ini sebagai ladang
penghasilan hidupnya.
Ø Ancaman (Threat)
Ancaman eksternal
yang dihadapi oleh Mas Herry yaitu banyaknya pesaing yang menjual jenis produk
yang sama namun menyediakan fasilitas yang lebih nyaman, dan inovasi-inovasi
yang lebih unggul. Selain itu, banyak pesaing lain yang dalam menjual
dagangannya masih dengan cara berkeliling, sehingga mereka lebih mudah untuk
menjangkau pelanggan. Ancaman-ancaman ini bisa membuat pelanggan lebih memilih
membeli nasi goreng di pesaingnya ketimbang di Mas Herry. Sehingga apabila ini
dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan usaha Mas Herry akan mengalami
penurunan omset penjualannya.
2.
Kesadaran akan Kekuatan dan Kelemahan Internal (Strength – Weakness)
Ø Kekuatan (Strength)
Kekuatan
internal yang ada pada usaha Mas Herry ini yaitu memiliki kemampuan handal
dalam memasak dan menyajikan aneka jenis nasi goreng, mie, dan kwetiau yang
dijualnya. Mas Herry juga mampu mempertahankan cita rasa nasi gorengnya yang
enak dari awal berdirinya hingga sekarang. Mas Herry mempunyai sifat yang ramah
kepada semua orang, yang mana ini bisa menjadi bekal tersendiri bagi Mas Herry
dalam memberikan pelayanan yang baik kepada para pelanggan, sehingga dapat meningkatkan
loyalitas. Dengan kekuatan-kekuatan internal yang dimilikinya inilah, yang
membuat Mas Herry mampu mengambil peluang yang ada dan mampu bersaing dengan
penjual nasi goreng yang lain.
Ø Kelemahan (Weakness)
Kelemahan
internal yang ada pada usaha Mas Herry ini yaitu kurangnya fasilitas penunjang
yang disediakan seperti TV, kipas, dan sebagainya. Tempat makan yang disediakan
pun juga kurang bersih. Sehingga pelanggan merasa kurang nyaman ketika makan di
tempat. Selain itu, pemilik juga kurang melakukan inovasi-inovasi produk baru
yang lebih diminati pelanggan.
E.
Strategi
pada Usaha Nasi Goreng Mas Herry Ditinjau dari Berbagai Aspek
Dalam menjalankan usaha nasi gorengnya, Mas Herry menerapkan beberapa
strategi yang dapat ditinjau berdasarkan beberapa aspek, diantaranya yaitu:
1.
Aspek
Pemasaran
Dalam
memasarkan dagangannya, Mas Herry hanya memasang spanduk atau papan nama di
tempat usaha. Selain itu, ia membuat lampu dengan penerangan yang cukup saat
berjualan sehingga dapat terlihat dari kejauhan. Sedangkan strategi promosi
paling efektif yang diterapkan oleh Mas Herry adalah dengan jenis promosi mulut
ke mulut (mouth to mouth) dari para
pelanggan yang telah membeli.
2.
Aspek
Produksi
Dalam hal ini,
Mas Herry melakukan produksi nasi goreng setiap harinya sebanyak 40 piring. Adapun
bahan dasar yang diperlukan dalam pembuatan nasi goreng yaitu:
Nasi putih
|
Minyak goreng
|
Telur
|
Bawang putih
|
Bawang daun
|
Garam
|
Mentega
|
Cabe merah
|
Penyedap masakan
|
Daging ayam
|
Lada halus
|
Kecap
|
Tomat
|
Mentimun
|
Proses
pembuatan nasi goreng:
ü Masukkan
minyak goreng secukupnya ke dalam wajan;
ü setelah
panas masukkan irisan bawang daun, bawang putih, cabe merah, daging ayam,
penyedap masakan, dan telur;
ü setelah
wangi masukan nasi secukupnya dan diaduk hingga merata;
ü tambahkan
lada halus dan kecap lalu aduk sampai masak;
ü setelah
itu angkat dan nasi siap disajikan bersama irisan tomat, acar dan mentimun.
Untuk
memperoleh beberapa bahan baku dasar di atas, Mas Herry membeli di tempat supplier langganannya yang ada di Pasar
Ciputat.
3.
Aspek
Permodalan
Modal awal yang
digunakan Mas Herry untuk memulai usaha nasi gorengnya yaitu sebesar 7.000.000
rupiah, yang diperoleh dari hasil meminjam saudarnya yang ada di Jakarta. Modal
awal ini ia gunakan untuk menyiapkan segala macam peralatan seperti membeli
gerobak, piring, sendok, garpu, kompor, dan peralatan lainnya yang kiranya
dapat digunakan untuk menunjang usaha bisnisnya. Modal sehari-hari yang
digunakan untuk membuat atau memproduksi nasi goreng yaitu sebesar 300.000
rupiah yang digunakan untuk membeli beras, minyak goreng, serta bahan-bahan
lainnya. Namun, modal tersebut mungkin saja lebih kecil apabila terdapat
bahan-bahan atau bumbu-bumbu yang masih ada atau masih tersisa untuk digunakan
pada hari berikutnya. Lalu untuk mengitung omset per hari, diasumsikan harga
nasi goreng biasa dikali dengan jumlah unit, di sini diasumsikan 50 piring
habis terjual. Berikut informasi keuangan penjualan nasi goreng:
INFORMASI KEUANGAN PENJUALAN NASI GORENG
|
||
Modal per
hari
|
Rp (300.000,-)
|
|
Omset per
hari (50 piring @ Rp 10.000)
|
Rp 500.000,-
|
|
Laba bersih per hari
|
Rp 200.000,-
|
|
Laba kotor
per bulan (Rp 200.000 @ 30 hari)
|
Rp 6.000.000,-
|
|
Beban sewa
tempat per bulan
|
Rp 800.000,-
|
|
Laba bersih per bulan
|
Rp 5.200.000,-
|
|
Laba
bersih per tahun (Rp 5.200.000
@ 12 bulan)
|
Rp 62.400.000,-
|
4.
Aspek
Sumber Daya Manusia
Dalam
menjalankan usaha nasi gorengnya, Mas Herry tidak melakukan perekrutan pegawai.
Dengan kata lain, ia hanya dibantu oleh istrinya saja. Namun, pada hari-hari
besar, misalnya hari lebaran, pemilik kerap kali meminta bantuan dari saudaranya
yang ada di Jakarta untuk membantunya berjualan. Hal ini dikarenakan, pada
hari-hari besar seperti itu, pelanggan terus meningkat.
F. Strategi Bersaing pada Usaha Nasi
Goreng Mas Herry
Dari
hasil wawancara yang telah saya lakukan, saya dapat menganalisis bahwa strategi
bersaing yang diterapkan oleh pemilik usaha adalah sebagai berikut:
1.
Fokus
Dalam menjalankan usahanya, Mas Herry selalu berfokus pada produk
utamanya saja, yaitu nasi goreng. Dengan melakukan strategi ini maka pemilik
dapat berfokus untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan untuk mencapai
kepuasan pelanggan. Cara yang ia lakukan yaitu dengan memperhatikan kualitas
nasi goreng yang dijualnya serta dengan meningkatkan cita rasa yang tenggi agar
pelanggan tidak merasa kecewa setelah membelinya.
2.
Kepemimpinan Biaya (Cost
Leadership)
Mas Herry yang tidak lain adalah pemilik usaha nasi goreng
menerapkan strategi kepemimpinan biaya, di mana ia menjual produknya dengan
harga yang relatif terjangkau dibandingkan dengan penjual nasi goreng lainnya. Hal
ini dapat dicapai dengan cara menekan biaya yang digunakan dengan tidak
mengurangi kualitas bahan-bahan yang dibeli untuk menjual nasi gorengnya. Hal
tersebut dapat dilakukan karena pemilik memiliki hubungan yang baik dengan para
supplier atau telah berlangganan
dengan suatu penjual bahan-bahan dalam memproduksi nasi goreng sehingga pemilik
diberikan harga yang murah.
By: Jumadi
kok gak bisa di copas...
BalasHapus#fuck