Tampilkan postingan dengan label Story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Story. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Agustus 2021

Flayer Design for Instagram Feed @exploretrus_

Rasa-rasanya pengen dah ngepost hasil design di blog sendiri. Okelah gua mau share salah satu design yang pernah gua bikin untuk keperluan flayer instagram ExploreTrus.

Biar pada tau, jadi ExploreTrus adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan tour dan travel dan udah berdiri sejak tahun 2016. Dulu namanya Trivanation.

Tapi berubah nama dan logo pada 17 Juni 2020 lalu, guna meningkatkan semangat kinerja perusahaan dalam memperkenalkan produk serta best service yang lebih beragam kepada para client perusahaannya.

Design di bawah konsepnya microblog, tapi yang gua share yang versi fullnya aja.

Terpilih:



Pilihan Lain:



Designed by: Jumadi

Share:

Trip Simulasi | Kembali Berwisata | #kembaliberwisata

 

Logo Official Kembali Berwisata

Duh, mau ngepost ini tapi telat banget haha. Tapi gapapalah, dari pada jamuran kalo disimpen di laptop doang. Mending dishare, kali aja bermanfaat.

Tahun lalu gua pernah disuruh buat logo dan desain flayer untuk keperluan Trip Simulasi | Kembali berwisata. Isinya tentang semangat dalam upaya menaikkan gairah pariwisata Indonesia kembali yang sempat terpuruk di tengah badai pandemi.

Masih bingung juga? Oke gua jelaskan sedikit. Jadi gini:

Pada pertengahan 2020 lalu, muncul tagar #kembaliberwisata di berbagai media sosial, khususnya Instagram. Tagar ini muncul seiring dengan adanya gerakan dari puluhan tour organizer yang barasal dari ragam daerah di Pulau Jawa dalam menyiasati dampak Covid- 19.

Dalam gerakan itu, mereka bersatu dan membuat sebuah gagasan baru yang kemudian menghasilkan sebuah istilah “Trip Simulasi”.

Trip Simulasi sendiri adalah serangkaian kegiatan trip di era New Normal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

Trip Simulasi yang bertajuk #kembaliberwisata ini bertujuan untuk membangkitkan gairah pariwisata domestik Tanah Air. Lalu, seperti apa sih protokolnya? Berikut rangkaiannya.

Protokol Kesehatannya:

1.   Pembersihan dan Penyemprotan Kendaraan Transportasi

  • Sebelum berangkat trip, kendaraan transportasi akan dibersihkan dan disemprot menggunakan disinfektan terlebih dahulu guna memberikan keamanan dan kenyamanan peserta.

2.   Pengecekan Suhu Tubuh

  • Sebelum keberangkatan, tepatnya pada meeting point, setiap peserta akan dicek terlebih dahulu suhu tubuhnya oleh crew. Jika suhu tubuhnya normal, maka peserta dapat melanjutkan trip. Pengecekan akan kembali dilakukan saat sudah tiba di destinasi dan bersifat berkala.

3.   Pengisian Form Pernyataan Sehat

  • Setelah pengecekan suhu tubuh, semua peserta akan diberikan sebuah Form Pernyataan Sehat oleh crew, dan setiap peserta wajib mengisi form tersebut.

4.   Penggunaan Masker dan Hand Sanitizer

  • Setiap peserta wajib menggunakan masker dan membawa hand sanitizer selama kegiatan trip berlangsung. Disarankan untuk membawa masker cadangan.

5.   Pembatasan Kapasitas Penginapan dan Jumlah Maksimum Orang per Destinasi Wisata

  • Guna tetap menjaga physical distancing selama trip, maka diberlakukan pembatasan terhadap kapasitas penginapan (100% menjadi 50%-70%), serta jumlah maksimum orang per destinasi wisata (500 orang menjadi 200 orang).

6.   Penyediaan Fasilitas Cuci Tangan

  • Semua peserta dapat melakukan cuci tangan pada fasilitas yang sudah disediakan di penginapan maupun sekitar destinasi. 

Gituuu sodara-sodara, #CMIIW ya haha.

Nah, untuk desiain logo dan flayer Instagram yang gua maksud ada di bawah ya. Konsepnya microblog.

Versi cuttingnya:













Versi Fullnya:



Udah ah cape. Semoga bermanfaat!

Designed by: Jumadi
Written by: Jumadi


Share:

Kamis, 05 Agustus 2021

Moodbooster = Instrumental Music + A Cup of Coffee

Gua suka banget musik instrumen. BANGET!  

Mulai dari jenis epic, piano, lofi, NCS, theme song, saxophone, orchestra dan lainnya yang gua sendiri pun kurang paham masuk jenis apa. Karena saat gua mendengarkan itu, entah kenapa bisa moodbooster banget.

Apalagi saat dibarengi dengan minum secangkir kopi sachet INDOCAFE – Coffemix. Beh, sensasinya luar biasa! Seakan konsentrasi gua bisa lebih tajem dan motivasi menggebu – gebu.

Berkat ini juga, gua jadi lebih tau dan banyak memfavoritkan komposer - komposer terbaik dunia dari segala jenis latarbelakang musik yang berbeda.

Sebut aja Two Steps From Hell, Thomas Bergersen, Audiomachine, Clint Mansell, Mark Petrie, Future World Music, Hans Zimmer, Ludovico Einaudi, Yasuharu Takanashi, Hiroyuki Sawano, TheFatRat dan masih banyak lainnya.

Gua sering download musik – musik mereka. Buat pilih mana yang sering gua mainkan, itu tergantung dari mood gua saat itu. Misal kalo lagi santai, biasanya dengerin Ludovico Einaudi atau TheFatRat.

Tau gak? Ada beberapa instrumen random yang menurut gua punya konsep “sound” serupa, tapi gak tau itu jenis apa, dan tentunya enak didengar. Coba dah dengerin, udah gua share di bawah, kalian tinggal klik tombol "play" aja.

Berikut playlistnya.

1.   Two Places by A Himitsu


2.   Snowflake by Borrtex


3.   You’re Not Alone by CMA


4.   Found You by Ento


5.   L'effet Mer by Bertysolo


Gimana? Rada-rada miripkan ya? hahaha

FYI, gua dapetin itu semua secara random. Momennya kaya pas lagi nonton suatu video, terus ga sengaja denger musik instrumennya enak. Saat itu juga gua langsung cari judulnya.

Biasanya kalo gak nemu di deskripsinya, gua make aplikasi Shazam #thanksshazam. Contohnya kaya nomer 5, nemunya pas lagi nonton Trib*n News di yutup wkwk.

Next, gua mungkin bakal share musik instrumen dari komposer – komposer di atas.

So, see you!

Written by: Jumadi

Image Source: https://p4.wallpaperbetter.com/wallpaper/731/808/6/beverage-breakfast-brown-caf-wallpaper-preview.jpg


Share:

Rabu, 04 Agustus 2021

Review Open Trip Dieng | "Negeri di Atas Awan"

Foto Bersama di Kompleks Candi Arjuna

Januari 2020 lalu, gua ikut Open Trip Dieng dari salah satu perusahaan tour organizer. Menurut gue, open trip bisa menjadi salah satu alternatif terbaik bagi kalian yang mau liburan tapi sering berpikir “duh gak ada teman liburan, budget ngepas, gak mau ribet urus ini itu, dan lainnya”.

Manfaat open trip itu banyak. Kalian bisa dapet teman baru, budget liburan jadi lebih irit, dan gak perlu pusing mikirin masalah cari homestay, transportasi, juga makan. Destinasi wisata yang ditawarkannya pun beragam.

Di Open Trip Dieng ini, gua berkesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Dieng. Hasilnya sesuai ekspektasi. Kami dibuat kagum.

Nah, sekarang gua pengen sedikit review dan share tentang Dieng serta pengalaman open trip kemarin. Kira – kira, objek wisata apa aja yang dikunjungi. Simak di bawah ya, wkwk.

     

Pernahkah kalian membayangkan tinggal di suatu tempat dengan bukit yang menjulang, hembusan udara sejuk di sekitar, pepohonan rimbun di plataran, panorama gunung-gunung bak lukisan alam, serta selimut kabut yang seakan tak pernah pudar?

Dieng bisa menjadi jawabannya. Dataran tinggi (2.093 mdpl) ini terletak di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya berada pada wilayah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara.

Dieng.

Selain mendapatkan julukan “Negeri di Atas Awan”, Dieng juga mendapatkan julukan lain yaitu “Tanah Para Dewa”. Kawasan ini kerap dijadikan ajang perhelatan Dieng Culture Festival (DCF) yang diadakan setahun sekali, tepatnya bulan Agustus.

Panorama alam yang ditawarkannya pun mampu menghipnotis para pengunjungnya. Selain sebagai wisata alam, kawasan Dieng pun menyajikan wisata education bernuansa sejarah dan budaya yang tercermin dalam adat istiadat setempat serta artefak-artefak bersejarah.

Foto di depan Landmark Dieng

Di Open Trip Dieng kemarin, kami diajak mengunjungi beberapa objek wisata yang ada di Dieng. Pertama adalah Wisata Kawah Sikidang yang selalu mengeluarkan aroma khas belerang dan asap putih yang berasal dari kawah aktif. Di wisata ini, kalian juga bisa loh berselfie dengan seekor burung hantu yang menggemaskan.

Selanjunya, kami beranjak ke Wisata Dieng Plateau Theater yang menyajikan sebuah film dokumentasi seputar Dataran Tinggi Dieng berdurasi sekitar 20 menit yang dikemas secara apik.

Kemudian lanjut ke Wisata Batu Ratapan Angin, yang merupakan salah satu spot terbaik untuk menikmati keindahan dua telaga sekaligus yang ada di kawasan Dieng. Merekalah Telaga Warna dan Telaga Pengilon.

Terbentuk dari proses letusan gunung berapi, kedua telaga ini memiliki  warna yang tak lazim, loh. Pasalnya, Telaga Warna memancarkan nuansa gradasi warna hijau agak tua, hijau muda agak putih dan coklat, sedangkan Telaga Pengilon atau yang berarti Telaga Cermin berwarna bening dan merefleksikan keindahan alam di sekitar telaga.

Masih gua pantau! Btw, ini di Batu Ratapan Angin

Setelah terhipnotis dengan keindahan dua telaga tadi, kami diajak menapaki salah satu sisa peninggalan peradaban Kerajaan Mataram Kuno, Mahakarya Dinasti Sanjaya, yakni Kompleks Candi Arjuna.

Candi kuno Hindu tertua di Pulau Jawa ini keberadaannya begitu populer di kalangan wisatawan domestik maupun asing, loh. Gaya unik arsitektur bangunannya sangat cocok untuk kalian manfaatkan sebagai spot berswafoto.

Keesokan harinya, kami melakukan sebuah tracking pendek menuju Puncak Bukit Sikunir yang letaknya di Desa Sembungan. Sebuah desa tertinggi yang ada di Pulau Jawa. Jangan khawatir, track-nya cocok kok untuk pemula yang belum pernah mendaki gunung. Inilah tempat yang sangat wajib kalian kunjungi jika berlibur ke kawasan Dataran Tinggi Dieng, ya.

Dari puncak inilah, kalian akan menikmati salah satu ciptaan Tuhan yang begitu menakjubkan berupa Golden Sunrise. Cahaya keemasan yang dihasilkan dari efek sang surya terbit inilah sehingga orang-orang menamainya seperti itu. Tak jarang, euforia kegembiraan dari para pengunjung sering kali terlihat tatkala menyaksikan kehadiran sang surya.

Maka, tak berlebihan rasanya jika banyak orang yang menobatkan bahwa Golden Sunrise di Puncak Sikunir ini adalah yang tercantik di kawasan Asia Tenggara. Bahkan, jika cuaca dalam keadaan bersahabat, kalian akan beruntung menyaksikan indahnya hamparan kabut putih nan sejuk menyerupai awan, loh.

Belum lagi remang-remang dari pijaran lampu pemukiman penduduk sekitar yang melengkapi keeksotisannya. Nah, dari Puncak Sikunir ini pula julukan “Negeri di Atas Awan” diperoleh. Menarik bukan!

Setelah selesai menikmati indahnya panorama dari Puncak Bukit Sikunir, tiba saatnya kami menyicipi kuliner khas Dieng yang bernama Mie Ongklok, kuliner yang sangat cocok dinikmati di udara dingin.

Terakhir, kami singgah ke pusat perbelanjaan oleh-oleh khas Dieng. Carica adalah salah satunya yang kerap kali dibeli para wisatawan yang datang.

Narsis Dikit

Nah, itulah sedikit review tentang Dieng beserta objek wisatanya. Semoga bermanfaat dan menambah referensi buat kalian yang membacanya.

Thanks and see you!

Written by: Jumadi

Share:

Sabtu, 07 Desember 2019

Sensasi Bermalam di "Private Island" - Pulau Gili Labak, Madura


Landmark Tulisan Pulau Gili Labak

Lagi beres-beres folder leptop, gak sengaja jari ini ngebuka folder yang isinya foto-foto waktu liburan ke Pulau Gili Labak, tepatnya di Kabupaten Sumenep, sisi timur Pulau Madura. FYI, ini adalah liburan terjauh yang pernah gua capai setelah mengiyakan ajakan dari temen.

Gokilnya, gua ke sana saat momen Ramadhan minggu kedua. Kalo gak salah, 16 Mei 2018. Sehingga, butuh tenaga ekstra mengingat kondisi tubuh yang sedang berpuasa. Bahkan, di tengah perjalanan gua hampir aja batal puasa karena teriknya cuaca saat itu. Tapi, rasa itu terbayarkan setelah berhasil touchdown di lokasi tujuan.

Gua yang notabennya jarang traveling, sangat menikmati tiap langkah perjalanannya, apalagi jaraknya yang relatif jauh. Dengan beberapa kali singgah, gua bisa berkesempatan merasakan anomali masyarakat dari kota yang berbeda seperti Semarang, Kediri, Malang, dan Surabaya.

Kalo sedikit flashback, perjalanan dimulai dari Jakarta pada kamis dini hari, dan baru tiba di Pulau Madura pada sabtu menjelang sahur. Gua pun singgah untuk sahur di salah satu warung makan yang tak jauh dari Jembatan Suramadu. Kenyang dengan santapan sahur, perjalanan dilanjutkan menuju salah satu dermaga yang berada di Kabupaten Sumenep, dan baru tiba sekitar pukul 09.30 WITA.

Di sini, gua dan teman-teman sempat bingung bagaimana cara untuk bisa sampai ke Pulau Gili Labak. Gua pun sempat bertanya pada seorang penjaga di sana, hanya aja jawabannya kurang meyakinkan. Tak puas dengannya, gua pun berinisiatif mencari tour guide lokal asli warga sini. Sekian menit berseluncur di Instagram, gua pun menemukannya. Gua lupa apa nama akunnya, tapi berkat bantuannya, gua menemukan kapal yang siap membawa gua ke itu pulau. Butuh dana sekitar 850.000,- rupiah per 10 orang untuk menyewa kapal ini. Harganya pun sudah termasuk pulang-pergi.

All right, perjalanan pun dilanjutkan.


Pemandangan di Pulau Gili Labak

Sekitar dua jam lebih mengarungi lautan, gua pun berhasil menginjakan kaki di Pulau Gili Labak. Memasuki kawasan pulau, gua disambut dengan pemandangan pantainya yang begitu cantik. Mata ini seolah enggan berkedip tatkala melihatnya.

Rasakan, cuy!

Hamparan pasir putih bersih nan lembut di tiap langkah pijakan kaki yang menimbulkan perpaduan sensasi dingin-hangat. Desiran ombak yang tenang dibalut bebunyian dari gesekan pepohonan sekitar, serta kicauan burung yang menambah syahdu keharmonian suara alam.

Belum lagi, warna air pantainya yang jernih, sehingga biota laut seperti ikan dan karang bisa terlihat jelas dengan mata telanjang. Pun, panorama laut sekitar yang tak ada ujungnya, seakan menyimpan sejuta misteri.

Ah, rasanya mau ke sana lagi!


Suasana di Pulau Gili Labak

Setibanya di pulau, gua pun beristirahat sejenak di salah satu tempat milik warga dengan beralaskan anyaman jerami bambu. Setelahnya, barulah mengabadikan momen liburan ini dengan berswafoto. Selain itu, sebenarnya bisa aja melakukan aktivitas menarik lainnya seperti snorkeling, hoping island, dan lainnya. Tapi, sayang banget lagi puasa.

Malam harinya, menyantap hidangan ikan bakar, seafood dan sejenisnya, ditemani segelas es campur yang sebelumnya sudah dipesan. I think, this is my best traveling experience, bisa berbuka dan sahur di sebuah pulau terpencil, rasanya benar-benar nikmat! Apalagi, suasana pulau yang kala itu sedang sepi pengunjung, duh rasanya seperti sedang berlibur di pulau milik sendiri ala “private island” gitu, cuy! Hehe


Momen Menikmati Moonset di Pulau Gili Labak

Kelar subuhan, gua mencoba merebahkan tubuh di atas sebuah bangku menghadap ke arah pantai dan langit. Berharap bisa mengabadikan momen moonset time-lapse dari mata gua sendiri. Pagi itu sekitar pukul 05.00 WITA. Suasana sekitar begitu hening. Langit terlihat cukup cerah. Dihiasi indahnya cahaya bulan yang memancarkan cahaya kekuningan, belum lagi bintang-bintang di sekitarnya yang seakan ikut menemani malamnya.

Perlahan tapi pasti, gua dapat merasakan pergerakan bulan yang kian bergeser ke arah bawah dari titik sebelumnya. Seakan tenggelam di tengah luasnya lautan yang misterius. Hal ini pun diperjelas dengan mulai pudarnya efek pantulan cahaya sang rembulan yang ada di permukaan air laut. Di arah lain, gua melihat sang surya sudah mulai menampakkan cahayanya. Dengan kata lain, harapan melihat moonset gua tadi itu sukses.

Pukul 09.00 WITA, petugas kapal yang sebelumnya mengantarkan gua ke sini pun sudah datang menjemput. Sebelum beranjak naik kapal, gua dan teman-teman tak lupa berpamitan kepada pemilik warung yang sudah berbaik hati melayani dan membantu selama seharian. Setelahnya, barulah kami pulang ke Jakarta.

Berikut beberapa gallery foto yang berhasil gua tangkap dengan kamera ponsel.











Ooya, ada sedikit informasi dan tips dari gua ni cuy, terkait liburan di Pulau Gili Labak. Disimak ya! 
  • FYI, di Pulau Gili Labak itu gak ada listrik cuy, kalo pun ada itu juga nyalanya dari pukul 18.00 WITA – 06.00 WITA. Jadi, sebelum nyeberang ke ini pulau, gue saranin banget untuk isi full daya batrai device kalian dah, kalo perlu bawa powerbank yang banyak.
  • Warung-warung yang jualan makanan di Pulau Gili Labak itu gak ada yang mewah, dengan kata lain sederhana. Tapi, bukan berati makanannya gak enak ya. Justru kemarin gua makannya minta nambah saking enaknya. Efek puasa mungkin, ye.
  • Penginapan di Pulau Gili Labak ada, cuma yaaa standar aja. Kalo mau lebih seru, bawa aja tenda kemping dari rumah. Banyak kok yang kalo ke sini bawa tenda. Contohnya gua kemaren.
  • Masalah air bersih di pulau ini sepertinya sama seperti yang ada di pantai-pantai lainnya. Airnya payau, dan sedikit asin gimana gitu. Tapi, bisalah ya untuk mandi dan bersih-bersih badan.
  • Nah ini dia yang paling penting. Bagi kalian yang punya rencana berlibur ke Pulau Gili Labak, usahakan mengajak sedikitnya 8 hingga 10 orang, ya. Bikin rombongan gitu. Kalo emang gak punya teman sebanyak itu, kalian bisa nih ajak para wisatawan lain di situ yang punya tujuan sama untuk bergabung dengan kalian di satu kapal. Selain menambah keseruan liburan kalian, hal ini juga dapat meminimalisir budget yang kalian bawa ketika menyewa kapal untuk penyeberangan nanti. Karena lumayan mahal cuy kalo orangnya sedikit. Kalo orangnya banyakkan enak, jadi lebih murah “pt-ptnya”.
  • JALAN TIKUS! Iya, jalan tikus yang bakal bikin liburan kamu gak perlu ribet urus ini-itulah. Namanya Open Trip. Kalo mau lebih seru lagi, kalian bisa ikut paket wisata jenis “open trip” dari salah satu agen penyedia jasa wisata, biasanya lebih dikenal dengan sebutan Tour Organizer (TO). Kini sudah banyak kok penyedia jasa wisata seperti itu. Tapi, kalian tetap harus cari tour organizer yang terpercaya ya, serta memiliki track record yang bagus. Selain itu, lihat juga apakah tour organizer pilihan kalian tadi membuka open trip untuk destinasi wisata yang kalian inginkan atau gak. Sejauh ini sih, gua merekomendasikan tour organizer dari MY PERMATA WISATA atau disingkat MPW. Selain pernah masuk dalam kategori TOP 10 TRAVEL AGENCY versi detik.com, MPW juga sudah berpengalaman lebih dari 7 tahun dengan client-client besarnya seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktorat Pajak, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dinas Perhubungan, Polda Metro Jaya, dan client besar lainnya. Jadi, gak perlu ragu lagi untuk menggunakan jasa tour organizer yang satu ini.
Bagi kalian yang masih bingung apa dan bagaimana sistem kerja dari wisata “open trip” itu, baik gua akan bantu jelaskan sedikit. Jadi, paket wisata jenis open trip itu adalah suatu paket wisata dimana semua fasilitas yang tersedia pada daftar paketnya akan digabung dengan peserta lainnya, alasannya untuk meminimalisir budget untuk membayar semua fasilitas tadi.

Dengan adanya sharing cost each other yang ada pada sistem open trip, makanya biayanya jauh lebih murah dibanding saat kalian liburan ala reguler gitu. Ini sama halnya dengan sistem “patungan” yang biasa kalian lakukan dengan teman-teman kalian.

Keunggulan lain dari open trip adalah, kalian gak perlu lagi pusing mikirin masalah gimana cari tiket transportasi, cari penginapan, dan lainnya. Itu udah diurus oleh pihak tour organizer-nya. Kalian mah tinggal duduk manis dan nikmatin liburannya aja.

Paket ini cocok banget bagi kalian yang menyukai traveling, namun memiliki budget yang pas-pasan, serta peserta yang sedikit. Dengan mengikuti open trip ini pula, kalian akan mendapatkan banyak teman-teman baru, dan juga pengalaman berlibur seru lainnya.

Nah, itulah sedikit cerita dari pengalaman liburan di Pulau Gili Labak, Madura yang diambil dari sudut pandang gua. Moga bisa menjadi referensi dan inspirasi kalian yang membaca ketika hendak mengunjungi ini wisata.

Selamat berlibur!

Udah ya, gitu aja.

Written by: Jumadi
    Share:

    Rabu, 23 Oktober 2019

    Kau Berubah, Namun Tetap Memikat

    Foto Bersama di Kediaman Abah Udin
    Sabtu, 12 Oktober 2019 lalu, gua bersama “ex” teman-teman KKN GEMPAR (cuma sebagian) pergi ke Desa Sukaharja yang letaknya di Kecamatan Sukamakmur, Bogor Timur. Desa yang terkenal dengan Gunung Batunya ini merupakan sebuah desa yang dulunya pernah kami jadikan sebagai objek Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama kurang lebih satu bulan.

    Kunjungan terakhir kami ke sini mungkin sekitar 4 tahun yang lalu. Tapi, puji syukur tahun ini kami diberikan kesempatan kembali untuk mengunjungi desa ini dalam rangka menghadiri undangan dari salah satu warga desa yang bernama Teh Neng, anak dari Abah Udin yang tidak lain merupakan tokoh agama di sini.

    Saat itu, kami memulai perjalanan sekitar jam dua siang, dan tiba di lokasi tujuan tepat pada Adzan Maghrib. Hmm, ini karena macet parah di sepanjang Cibubur – Jonggol. Setibanya di sini, kami pun singgah di rumah Teh Neng ditemani secangkir teh hangat dan kue-kue khas desa.

    Singkat cerita, setelah ngobrol-ngobrol ringan dan temu kangen dengan Abah Udin dan keluarga, kami pun tidur. Keesokan harinya, kami tidak lupa berkunjung sekaligus berpamitan pulang ke beberapa rumah warga yang dulunya mempunyai andil besar terhadap KKN kami. Namun sayang, kami tidak bisa berpamitan ke semuanya dikarenakan mengejar waktu.

    Kau berubah, namun tetap memikat . . .

    Ternyata, banyak sekali perubahan yang terjadi di sini. Mulai dari akses jalan yang sudah jauh lebih baik, Gunung Batu yang sudah sangat ramai dikunjungi oleh para traveler, Mang Usep yang udah membuka usaha percetakan, Kujun yang sekarang sukses dengan berjualan cilok, hingga akan adanya pergantian kepala desa baru.

    Hmm, ngomong-ngomong tentang kepala desa, semoga siapa pun yang nantinya memenangkan predikat sebagai seorang KADES (Kepala Desa), bisa membawa Desa Sukaharja ini ke arah yang jauh lebih baik dengan memanfaatkan segala potensi desa yang dimilikinya. 

    Share:

    Kamis, 14 Februari 2019

    R.I.P. My Little Kitten

    Di rumah, gua memelihara beberapa kucing kampung. Kalo dihitung ada sekitar 4 kucing indukan, dan 5 kucing anakan. Dari keempat kucing indukan tadi, ada satu yang baru melahirkan 3 anak. Dua berwarna oren (gua menyebutnya oren A dan oren B), dan satu berwarna hitam.

    Sekarang, mereka usianya udah sekitar satu bulanan. Mereka aktif banget kalo lagi main. Lari sana-sini, bercanda dengan saudara-saudaranya. Bahkan, gua yang sedang asik nge-gadget juga berasa digoda untuk ikut bermain bersama mereka, dengan cara menggigiti jari-jari kaki.

    Kebetulan, induknya sering banget tiduran di kamar gua. Otomatis anaknya juga dibawa. Yaudahlah gua juga seneng becandain anak kucing. Ga jarang paha gua jadi korban kenakalan mereka. Main panjat-panjat dengan kukunya yang masih tajam. Bahkan ketika gua lagi tidur pernah dikencingin, zzz.

    Tapi malem ini, gua kehilangan salah satu dari mereka. Anak kucing yang berwarna oren A baru aja mati. Penyebabnya ga tau persis. Kata keponakan gua yang masih berusia sekitar lima tahunan, kucingnya jatuh dari atas kardus yang berketinggian kurang lebih satu meter.

    Tapi menurut gua bukan itu penyebabnya, gua berpikiran bahwa ada seseorang yang ga sengaja nginjek dia. Terlihat dari kondisinya yang terbujur lemas sejak sore tadi. Tarikan nafasnya yang sesak menambah deritanya. Hanya kedua matanya aja yang terlihat masih berfungsi. Tatapannya seolah mengharapkan pertolongan. Gua berilah setetes air untuk meringankan kehausannya dengan menggunakan sedotan.Sepertinya benar dia haus.

    Tidak lama setelah itu, datanglah saudaranya yang berwarna hitam. Si hitam mengampiri oren yang terbujur lemas, dia mengigiti sembari memainkan ekor si oren seakan ingin mengajaknya bermain. Melihat tak ada respon dari si oren, si hitam pun bergegas tidur persis di sampingnya dengan meletakkan tangan kanannya di atas leher si oren. Sebagai pecinta kucing, melihat ini seketika hati gua terenyuh. Lalu, gua ambillah hp untuk mengabadikan momen mengharukan ini. Bisa dilihat sendiri gambarnya seperti berikut.
     

    Ga lama kemudian, gua ngeliat induknya dateng. Mendengar kedatangan si induk, Si Hitam dan si Oren B pun menyerbunya untuk menete. Ketika mereka sedang asik menete, gua mengalihkan pandangan ke arah si oren A yang sedang sakit itu. Gua melihat tatapan si oren A yang mengarah ke induk dan saudara-saudaranya yang persis di depannya. Seolah dia ingin mengatakan bahwa dia ingin ikut bergabung.

    Tapi apa daya, dia tidak bisa menggerakan tubuhnya, dan hanya bisa menatapnya saja dari kedekatan dengan raut sedih. Karena merasa iba, tanpa pikir panjang, gua letakkan juga si oren yang sedang sakit itu di atas saudara-saudaranya yang sedang asik menete. Dengan harapan si induk bisa melihat anaknya yang sedang sakit dan si oren A bisa merasakan kembali tubuh hangat si induk. Tapi dari situ, si induk hanya menjilat-jilati si oren A aja dan sedikit acuh, bikin gua gregetan zzz.
    Beberapa jam kemudian, gua membawa si oren A tadi ke bawah meja yang pencahayaannya rada gelap. Maklum, kata orang kucing yang ingin mati sebaiknya ditempatkan di tempat gelap. Dan lagiii, si kucing hitam tadi mengikuti si oren A dan kembali tidur di sampingnya.

    Kali ini si hitam meletakkan kepalanya tepat di leher si oren A. Sepertinya si hitam sedih dan ingin menemani si oren menjelang kematiannya. Sedangkan si oren B asik bermain sendiri. Bisa dilihat pada gambar dan video berikut.
    Gua sempat memegang beberapa bagian tubuh si oren A, dan itu dingin banget. Tarikan nafasnya pun terlihat lebih sesak dari sebelumnya. Hingga mengeluarkan suara seperti merintih. Mulutnya pun terbuka, megap-megap seolah sedang menghadapi sakaratul maut.

    Di sini, gua udah bingung mau nolonginnya gimana, dan cuma pasrah aja. Hampir sekitar tiga jaman gua menemani si oren A, lalu gua memutuskan pergi ke kamar sebentar untuk men-charge hp. Setelah sekitar 30 menitan, gua kembali lagi untuk mengecek kondisi si oren A, dan ternyata, . . . dia udah terbujur kaku dan mati. Si hitam pun udah ga ada di situ, pergi entah ke mana. Hingga akhirnya, gua langsung menguburnya tepat di depan rumah.

    Rest In Peace My Little Kitten


    Share:

    Jumat, 28 September 2018

    Pengen Nulis Lagi



    Entah kenapa dari kemarin gua pengen banget ngeblog. Bukan sekedar mengganti tampilan blog, tapi juga isi kontennya. Gua pengen nulis tentang hal-hal yang belakangan ini terjadi sama gua. Butuh tempat untuk meluapkan itu semua, dan ya blog adalah tempat yang paling tepat menurut gua.

    Satu-satunya tempat untuk bisa mengaktualisasi diri dengan tulisan panjang. Walaupun banyak orang kini beralih dan lebih senang menulis di microblog semacam jejaring sosial yang hanya butuh tulisan pendek.

    Bisa dibilang blog kini mulai sepi. Tapi justru itu, bagi gua menulis cerita di blog adalah sebuah cara ampuh buat nenangin diri, apalagi buat orang introvert model gua gini, wkwk.

    Sebenarnya, gua juga udah bikin beberapa list judul cerita tentang apa aja yang belakangan ini terjadi sama gua. Hanya aja butuh waktu untuk menuangkan itu semua.

    Ya semoga aja keinginan gua untuk menulis bisa terlaksana secepatnya. Udah lama juga si gak nulis. Padahal dulu gua suka banget nulis. Karenanya, mumpung gua baru lulus kuliah dan berstatus sebagai jobseeker, gua pengen mengisi hari-hari gua (salah satunya) dengan menulis.


    Image Source: https://pixabay.com/id/photos/wordpress-blogging-blogger-editor-265132/
    Share:

    Jumat, 11 November 2011

    Blog Kelima

    Ini adalah blog kesekian yang pernah gua buat. Sekitar empat atau lima kali, termasuk ini yang terakhir. Penyebabnya klasik; lupa password, email dan lainnya. Kalo diinget-inget, pertama kali gua ngeblog itu kira-kira sekitar dua tahunan yang lalu, tepatnya 2009an. Tujuan awal ngeblog dulu itu, bisa dibilang karena ketularan sohib kelas, namanya Gege. Si tukang tidur dan juga maniak komikDari dialah pertama kali gua kenal Blogger, sekaligus belajar cara menggunakannya. Belajar, belajar dan belajar dari segala tutor yang ada, hingga terciptalah blog yang sederhana ini.

    Bagi gua, blog itu tempat paling nyaman ya untuk mengaktualisasikan diri dari berbagai kegundahan pikiran. Oo iya, kalau ada yang penasaran ini blog isinya apaan, gua jawab: ini blog isinya campuran. Mulai dari materi bekas tugas kuliah dulu (mubazir kalo diapus gitu aja), tips-tips keso'tauan gua, cerita-cerita gak jelas, karya gambar/art digital, dan lainnya. Dari segi estetika bahasa yang gua sajikan pun menggunakan dua gaya bahasa: gaya formal "saya-anda" dan/atau gaya santai "gua-lu", tergantung jenis konten yang nantinya akan gua bagikan. Begitu.
    Share: