BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa
ini, sering kali kita jumpai penulis suatu karya ilmiah yang dalam penulisannya
tidak memperhatikan etika dalam karya ilmiah, yaitu meniru atau mengambil hasil
karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Padahal kita tahu, bahwa seorang
penulis selain harus dapat menyajikan karya ilmiahnya dengan metodologi yang
baik dan benar, penulis juga dituntut supaya dapat mematuhi etika karya ilmiah
tersebut. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya pencegahan seorang penulis dalam
melakukan tindakan penjiplakan (plagiarism). Oleh karena itulah, tim pemakalah
akan membahas materi mengenai etika karya ilmiah yang sejatinya harus dimiliki
oleh setiap penulis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan,
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa
itu penjiplakkan (plagiarism)?
2. Apa
saja contoh-contoh tindakan yang tergolong plagiarism?
3. Apa
saja contoh-contoh tindakan yang tidak tergolong sebagai plagiarism?
4. Bagaimana
cara menghindari palgiarism?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang
telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Memahami
bagaimana etika karya ilmiah.
2. Memahami
arti penting plagiarism.
3. Mengetahui
mana yang termasuk tindakan plagiat maupun bukan.
4. Memahami
bagaimana menghindari tindakan plagiat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Plagiat
Penjiplakan (plagiarism) merupakan
kegiatan mengambil atau menjadikan ide-ide atau kata-kata orang lain menjadi
milik sendiri tanpa menyebutkan sumbernya. Menurut Webster’s World University Dictionary, kegiatan plagiarisme
merupakan kegiatan pencurian literal. Sedangkan definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai tindakan atau perbuatan
yang mengambil, menyalin, menduplikasi, dan sebagainya, karya oran lain dan
menjadikannya karya sendiri tanpa sepengatahuan atau izin sang pemiliknya. Dalam
buku pedoman penulisan skripsi UIN Jakarta kegiatan menjiplak (plagiat)
setidaknya diartikan: pertama, mengambil langsung secara literal
tulisan-tulisan,gambar, table dan pendapat orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya. Setiap frasa, klausa, maupun kalimat yang diambil dari satu atau
beberapa sumber harus diikuti penyebutan sumber-sumber tersebut, baik dalam
catatan kaki atau dalam teks itu sendiri ( body
text atau in text citation).
Kedua, tindakan plagiarisme juga termasuk meminjam idea tau logika pikiran
orang lain dalam menerangkan sebuah gagasan atau pandangan tanpa menyebutkan
sumber-sumbernya, menganggap bahwa idea tau logika sebagai idea tau jalan
pikirannya sendiri. Ketiga, plagiarisme mengklaim pekerjaan yang dilakukan
bersama yang kemudian diklaim sebagai penelitian pribadi.[1]
Ide menulis karya ilmiah bisa lahir setelah membaca karya tulis atau penelitian
yang telah ada sebelurmnya, baik yang diterbitkan ataupun tidak diterbitkan.
Oleh karena itu, penulis harus memahami etika penulisan. Wibowo (2006)
mengungkapkan bagi seorang penulis etika penulisan merupakan takdir yang tidak
bisa ditolak, karena didalamnya terkandung nilai
kemurnian dan nilai ketulusan.
Nilai kemurnian memperlihatkan penulis menghormati pembaca dengan tidak
membodohi, menggurui, membuat keruh atau membingungkan pembacanya. Sedangkan
nilai ketulusan erat hubungannya dengan aspek originalitas sebuah gagasan,
yakni pengungkapan secara jujur dan tulus jika kita mengutip atau memakai
gagasan orang lain. Sikap tidak jujur melahirkan istilah plagiarismenya, yaitu
kegiatan menyalin, menjiplak, atau mengambil pendapat orang lain sebagai
miliknya.[2]
B. Yang
Tergolong Plagiarisme
Dalam buku Bahasa Indonesia:
Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan
hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme:[3]
1.
Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri;
2.
Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri;
3.
Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri;
4.
Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri;
5.
Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda
tanpa menyebutkan asal-usulnya;
6.
Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa
menyebutkan sumbernya;
7.
Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya,
tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan
sumbernya;
8.
Menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa
memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok
alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain dan;
9.
Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang
cukup tentang sumbernya.
C. Yang
Tidak Tergolong Plagiarisme
Adapun tindakan yang tidak tergolong
plagiarism, yaitu:[4]
1.
Menggunakan informasi yang berupa fakta umum;
2.
Menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase)
opini orang lain dengan memberikan sumber jelas;
3.
Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan
tanda batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya;
10.
Pengetahuan umum, yaitu pengetahuan yang sudah diketahui
secara luas oleh masyarakat dan dapat ditemukan dalam banyak sumber, tanpa
harus didahului dengan suatu penelitian;
11.
Tanggal bersejarah, yaitu informasi yang diketahui sebagai
informasi umum oleh masyarakat luas sebagai hari bersejarah;
12.
Teori dan argumen yang dikenal secara umum, yang menjadi
perbincangan masyrakat luas, sehingga tidak dapat diklaim sebagai milik pihak
tertentu, dan;
13.
Peribahasa yang umum, dimana peribahasa ini telah dikenal
sejak lama sehingga tidak diketahui siapa yang menciptakan.
D. Cara
Efektif Menghindari Plagiarisme
¨
Dalam menulis, sebaiknya menggunakan informasi yang
berupa fakta umum;
¨
Menulis sumber referensi untuk pernyataan-pernyataan yang
diacu penulis;
¨
Memberi batasan yang jelas bagian manasajakah dalam
uraian yang merupakan kutipan dan bagian mana yang merupakan pernyataan penulis;
¨
Jika seorang penulis ingin memperkuat argumennya dengan
mengacu pada penyataan seorang penulis yang telah di terbitkan, maka ia harus
menyatakan dengan tegas dari sumber mana kutipan tersebut diambil (Winarno,
2007);
¨
Lebih baik menulis sendiri karya tulis ilmiah kita, walaupun
mungkin sangat tidak bagus untuk dibaca apalagi di publikasikan dalam jurnal
ilmiah. Sebagai seorang pembelajar, tentu kita akan berusaha keras agar karya
tulis ilmiah yang dibuat mendapat tempat di mata orang-orang terhormat. Perlu
kerja keras, belajar tiada henti dan jangan malu untuk bertanya kepada ahlinya;
¨
Agar kita tak terkena penyakit plagiarisme, sebaiknya
biasakan menulis setiap hari. Menulis pemikiran sendiri agar suatu saat dapat
kita rangkai menjadi kalimat yang efektif dalam karya tulis ilmiah kita;
¨
Tak perlu malu untuk belajar. Jadikan media blog di internet
sebagai media belajar menulis ilmiah. Mungkin awalnya terkesan alamiah, tetapi
akan berubah menjadi ilmiah bila kita focus dengan apa yang kita tuliskan.
Banyak pembaca karya tulis orang lain dan berupaya keras mencari referensi,
baik dari buku ataupun jurnal ilmiah terpercaya untuk mendukung teori;
¨
Bukankah buku merupakan salah satu produk dari sebuah karya
tulis ilmiah yang ditulis dari proses yang alamiah?;
¨
Tak ada penulis yang langsung bisa menulis. Apalagi menulis
sebuah karya tulis ilmiah yang merupakan hasil dari sebuah penelitian yang
tentu membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Tidak bisa menggunakan cara-cara
instans, sebab ada metodologi penelitian yang harus dilalui, dan;
¨
Tidak mudah membuat sebuah karya tulis ilmiah. Kita harus
sering berlatih menulis dan berupaya keras untuk menulis seotentik mungkin
bahwa ini adalah hasil dari originalitas pemikiran sendiri dan bukan pemikiran
orang lain yang kita akui sebagai tulisan sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penyusunan makalah ini,
maka dapat disimpulkan:
1. Penjiplakan
(plagiarism) merupakan kegiatan mengambil atau menjadikan ide-ide atau
kata-kata orang lain menjadi milik sendiri tanpa menyebutkan sumbernya. Sedangkan
definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia,
diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang mengambil, menyalin,
menduplikasi, dan sebagainya, karya oran lain dan menjadikannya karya sendiri
tanpa sepengatahuan atau izin sang pemiliknya.
2. Banyak sekali contoh dari tindakan
penjiplakan, salah satunya yaitu menggunakan
atau mengambil teks, data atau gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan
terhadap sumber secara benar dan lengkap.
3. Banyak cara yang
dapat kita lakukan dalam meghindari tindakan plagiarism, salah satunya yaitu
dengan membiasakan diri untuk menulis setiap hari dengan mematuhi etika karya
ilmiah.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, tim
makalah menyarankan:
1. Janganlah melakukan tindakan
penjiplakan (plagiarism), karena secara tidak sadar kita telah melanggar hukum
dan merugikan orang yang karyanya telah kita jiplak.
2. Sebaiknya dalam membuat suatu karya
ilmiah yang menggunakan ide-ide atau kata-kata orang lain, seorang penulis
dapat meyebutkan sumber informasi tersebut dengan jelas.
3. Agar kita tidak terkena penyakit
plagiarisme, sebaiknya biasakan menulis setiap hari. Menulis pemikiran sendiri
agar suatu saat dapat kita rangkai menjadi kalimat yang efektif dalam karya
tulis ilmiah kita. Lebih baik menulis sendiri karya tulis ilmiah kita, walaupun
mungkin sangat tidak bagus untuk dibaca apalagi dipublikasikan dalam jurnal
ilmiah. Sebagai seorang pembelajar, tentu kita akan berusaha keras agar karya
tulis ilmiah yang dibuat mendapat tempat di mata orang-orang terhormat. Perlu
kerja keras, belajar tiada henti dan jangan malu untuk bertanya kepada ahlinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Fitriyah, Mahmudah & Hindun.
2012. Bahasa Indonesia Budayaku. Depok:
Nufa Citra Mandiri.
Utorodewo,
Felicia, dkk. 2007. Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah.
Jakarta:
Lembaga Penerbit FEUI.
Wibowo, Wahyu. 2006. Cara Cerdas Menulis Artikel Ilmiah.
Jakarta: PT Kompas Media.
Sunyoto,
Menghindari Plagiarisme dalam Karya Tulis,
http://fkm.unsri.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=82:menghindari-plagiarisme-dalam-karya-tulis&catid=2:berita, Selasa, 19 April 2011, 01:46 WIB
[1] Mahmudah Fitriyah Z.A. dan Hindun, Bahasa Indonesia Budayaku,
(Depok: Nufa Citra Mandiri, cet.Ke-2, 2012), hlm. 179
[2] Ibid., hlm.180
[3] Felicia Utorodewo, dkk. Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar
Penulisan Ilmiah, (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2002)
[4] Sunyoto, Selasa, 19 April 2011, 01:46 WIB,
Plagiarisme dalam Karya Tulis,
http://fkm.unsri.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=82:menghindari-plagiarisme-dalam-karya-tulis&catid=2:berita.
[5] Mahmudah Fitriyah Z.A. dan Hindun, Bahasa Indonesia Budayaku,
(Depok: Nufa Citra Mandiri, cet.Ke-2, 2012), hlm. 180-181
0 Komen:
Posting Komentar