BAB
II
RUANG
LINGKUP ILMU TAUHID
A. Aqidah Pokok
Aspek
pokok dalam ilmu Tauhid adalah keyakinan akan eksistensi Allah Yang Maha
Sempurna, Maha Kuasa, dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan lainnya. Karena
itu, ruang lingkup pembahasan dalam ilmu tauhid yang pokok adalah :
1. Hal-hal yang berhubungan dengan
Allah SWT atau mabda. Dalam bagian
ini termasuk pula masalah takdir.
2. Hal-hal yang berhubungan dengan
utusan Allah sebagai perantara antara manusia dan Allah, atau disebut pula
wasithah. Meliputi : Malaikat, Nabi/Rasul, dan kitab-kitab suci.
3. Hal-hal yang berhubungan dengan hari
yang akan datang, atau disebut juga ma’ad,
meliputi : surga, neraka, dan sebagainya.
Ketiga ruang lingkup di atas terangkum dalam
pembahasan rukun iman.1
Para ahli ilmu
tauhid membagi aqidah atas dua, yaitu aqidah pokok dan aqidah cabang. Akidah umat Islam pada masa Nabi dan masa khalifah Abu
Bakar As-Sidik dan Umar bin Khattab persoalan akidah masih dapat dipertahankan
yaitu disebut Rukun Iman yang mencakup 6 aspek dalam pembahasan ini disebut
dengan akidah Pokok yaitu sebagai berikut: 2
1. Iman
kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah
3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah
4. Iman kepada Rasul-Rasul Allah
5. Iman kepada Hari Kiamat
6. Iman kepada Qada dan Qadar.
Secara bahasa
kata “iman” berasal dari bahasa Arab “amana” yang berarti “memberi keamanan”.
Atau “amana-yu’minu-imanan” berarti “percaya”. Berdasarkan Al-Qur’an iman
adalah mempercayai segala sesuatu yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya.
Sedangkan menurut Jumhur iman adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan
dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan. Serta berdasarkan hadis shahih
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menerangkan: Iman itu adalah engkau percaya
kepada (rukun iman yang enam).3
Sebagaimana
dikemukakan terdahulu, ruang lingkup pembahasan ilmu tauhid yang pokok
tersimpul dalam rukun iman. Berikut ini dikemukakan pengertian masing-masing
rukun iman tersebut dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.
1. Iman Kepada Allah4
Inti pokok ajaran Al-Qur’an adalah Akidah. Sedang inti dari
akidah adalah tauhid yakni keyakinan bahwa Allah SWT Maha Esa. Tidak ada Tuhan
selain-Nya. Allah berfirman :
1 Drs. H. M. Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid:Buku Ajar MKDK Edisi 1:
(Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1994), cet. 11, hlm.71.
2(http://imamhusen66-wwwaneuknanggroecom.blogspot.com/2011/06/tauhid-ilmu-kalam-akidah-pokok-dan.html)/
(www.aneuknanggroe.com)/(Sabtu,
04 Juni 2011)
3Syamsul
Rijal Hamid,Buku Pintar Agama Islam Edisi
Senior,(Jakarta: Penebar Salam,1994),cet. I s/d XII, hlm. 16.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَد اللَّهُ
الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَد وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Artinya
:
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Dan tidak ada seorang pun yang setara
dengan dia.”
(Q.S.Al-Ikhlas : 1-4)
Iman kepada Allah ialah percaya
sepenuhnya, tanpa keraguan sedikit pun, akan ada Allah SWT Yang Maha Esa dan
Maha Sempurna, baik zat, sifat maupun Af’an-Nya.
Sebagai sang
Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat
yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah
dapat meningkatkan keimanan kita. Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini
Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih
mendekatkan diri kepada Allah swt. Sifat-sifat Allah yang wajib kita imani ada
20, diantaranya: 5
1)
Wujud ( وجود ) artinya Ada
Sifat Allah yang pertama yaitu Wujud. Wujud artinya ada.
Umat muslim yang beriman meyakini bahwa Allah swt ada. Untuk itulah kita tidak
boleh meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya. Keimanan seseorang akan
membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya
ada karna Allah yang menciptakannya.
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. “ (QS. Al-A’raf: 54)
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. “ (QS. Al-A’raf: 54)
2) Qidam (قدم
) artinya Maha Terdahulu
Qidam berarti
dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai Pencipta
lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.“Dialah
yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu. “ (QS. Al-Hadid: 3)
3) Baqa’ (بقاء
) artinya Maha Kekal
Sifat Allah
Baqa’ yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan makhluk lainnya selain Allah
akan mati dan hancur. Kita akan kembali kepadaNya dan itu pasti. Hanya Allah
lah yang kekal.“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal
Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. “ (QS. Ar-Rahman:
26-27)
4)
Mukhalafatu
Lil Hawadits (مخالفة
للحوادث ) artinya Berbeda Dengan Makhluk
Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaanNya. Itulah keistimewaan dan Keagungan Allah swt.“Tidak
ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat. “ (QS. Asy-Syura: 11)
5) Qiyamuhu Binafsihi (قيامه بنفسه ) artinya Berdiri Sendiri
Sifat Allah
selanjutnya yaitu Qiyamuhu binafsihi, yang artinya Allah berdiri sendiri. Allah
menciptakan alam semesta, membuat takdir, menghadirkan surga dan neraka, dan
lain sebagainya, tanpa bantuan makhluk apapun. Berbeda dengan manusia yang
sangat lemah, pastinya membutuhkan satu sama lain.“ALLAH, tidak ada Ilah (yang
berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
makhluk-Nya. “ (QS. Ali-Imran: 2)
6) Wahdaniyyah (وحدنية
) artinya Maha
Esa
Sifat Allah Wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini
sesuai dengan kalimat syahadat,alaa
selain ALLAH, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka
Maha Suci ALLAH yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. “ (QS. Al-Anbiya: 22)
7) Qudrat (قدرة
) artinya Maha
Kuasa
Qudrat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah
berkuasa atas segala yang ada atau yang telah Ia ciptakan. Kekuasaan Allah
sangat berbeda dengan kekuasaan manusia di dunia. Allah memiliki kuasa terhadap
hidup dan mati segala makhluk. Kekuasaan Allah itu sungguh besar dan tidak
terbatas, sedangkan kekuasaan manusia di dunia dapat hilang atas kuasa Allah
swt.“Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al-Baqarah:
20)
8) Iradat (ارادة ) artinya Maha Berkehandak
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa
Allah swt memiliki kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah berkehendak
terhadap takdir atau nasib seseorang, maka ia takkan dapat mengelak atau
menolaknya. Manusia hanya dapat berusaha dan berdoa, namun Allah lah yang
menentukan. Kehendak Allah ini juga atas kemauan Allah tanpa ada campur tangan
dari manusia atau makhluk lainnya.“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap
apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hud: 107).
9) Ilmu (علم ) artinya Maha Mengetahui
Ilmu artinya mengetahui. Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu, meskipun pada hal yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari
penglihatan Allah.“Katakanlah (kepada mereka): Apakah kamu akan
memberitahukan kepada ALLAH tentang agamamu (keyakinanmu), padahal ALLAH
mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan ALLAH Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hujurât: 16)
10) Hayat (حياة ) artinya Maha Hidup
Sifat Allah Hayat atau Hidup. Namun hidupnya Allah tidak
seperti manusia, karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati,
Allah tidak mati, Ia akan hidup terus selama-lamanya.“Allah tidak ada Ilah
(yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.” (QS. Al-Baqarah:
255)
11) Sam’un (سمع
) artinya Maha
Mendengar
Sifat Allah Sam’un atau mendengar. Allah selalu mendengar
semua hal yang diucapkan manusia, meskipun ia berbicara dengan halusnya atau
tidak terdengar sama sekali. Pendengaran Allah tidak terbatas dan tidak akan
pernah sirna.“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “
(QS. Al-Maidah: 76)
12) Basar (بصر
) artinya Maha
Melihat
Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak
terbatas. Ia dapat melihat semua yang kita lakukan meskipun kita melakukan
sesuatu secara sembunyi-sembunyi. Allah mampu melihat, naik yang besar maupun
yang kecil, yang nyata maupun kasat mata. Sifat Allah ini menandakan bahwa
Allah Maha Sempurna.“Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit
dan di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al-Hujurat:
18)
13) Kalam (كلام
) artinya Maha
Berfirman
Kalam
artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan adanya Al Quran
sebagai petunjuk yang benar bagi manusia di dunia. Al Quran merupakan firman
Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.“Dan Allah telah berbicara
kepada Musa dengan langsung. “ (QS. An-Nisa: 164)
14) Kaunuhu Qodiron ( كونه قادرا ) artinya Dzat Yang Maha Kuasa
Sifat
Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa. Allah tidak lemah, Ia
berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.“Sesungguhnya Alllah
berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al Baqarah: 20).
15) Kaunuhu Muridan (كونه
مريدن ) artinya Dzat Yang Maha Berkehandak
Allah
memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak. Ia
berkehendak atas nasib dan takdir manusia.“Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Melaksanakan apa yang Dia kehendaki. “ (QS.Hud: 107).
16) Kaunuhu 'Aliman (كونه
عالما ) artinya Dzat Yang Maha Mengetahui
Sifat
Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala hal
yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun dapat mengetahui isi
hati dan pikiran manusia.“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu. “ (QS. An
Nisa’: 176).
17) Kaunuhu Hayan (كونه
حيّا) artinya Dzat Yang Maha Hidup
Allah
adalah Dzat Yang Hidup. Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur
ataupun lengah.“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak
mati. “ (QS. Al Furqon: 58).
18) Kaunuhu Sami'an (كونه
سميعا ) artinya Dzat Yang Maha Mendengar
Allah
adalah Dzat Yang Maha Mendengar. Allah selalu mendengar pembicaraan manusia,
permintaan atau doa hambaNya.“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
“ (QS. Al Baqoroh: 256).
19) Kaunuhu Bashiron (كونه
بصيرا
) artinya Dzat Yang Maha Melihat
Allah
adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak terbatas seperti halnya
penglihatan manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu,
hendaknya kita selalu berbuat baik.“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan. “ (QS. Al Hujurat: 18).
20) Kaunuhu Mutakaliman
(كونه
متكلما ) artinya Dzat Yang
Maha Berfirman
Sifat
Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman
melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita
telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.
Kedua puluh sifat wajib Allah ini
dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu sifat nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan
ma’nawiyah. Adapun pengertiannya yaitu sebagai berikut : 6
a. Sifat Nafsiyah
adalah sifat yang hanya berkaitan dengan Zat Allah semata-mata. Sifat ini
terdapat dalam sifat wujud.
b. Sifat Salbiyah
adalah sifat yang hanya dimiliki oleh Allah, sedangkan makhluk tidak
memilikinya. Sifat ini terdapat dalam lima sifat Allah, yaitu qidam, baqa,
mukhalafatu lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyah.
c. Sifat Ma’ani
adalah sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Sifat ini terdapat pada
tujuh sifat Allah, yakni qudrat, iradat, ‘ilmu, hayat, sama’, basher, dan
kalam.
d. Sifat Ma’nawiyah
adalah keumuman/kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat ini tidak dapat berdiri
sendiri karena setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Sifat-sifat
yang termasuk ma’nawiyah ada tujuh, yaitu qadiran, muridan, ‘aliman, hayyan,
sami’an, bashiran, mutakalliman.
Selain memiliki
sifat wajib, Allah swt juga memiliki sifat mustahil. Sifat mustahil bagi Allah
swt. adalah sifat yang tidak layak dan tidak mungkin ada pada Allah swt.
Sifat-sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat wajib bagi Allah sehingga
jumlahnya sama. Sifat-sifat mustahil bagi Allah adalah sebagai berikut : 7
1)
'Adam (عدم) artinya tidak ada lawan dari sifat
Wujud
2)
Huduts (حدوث) artinya baru lawan dari sifat
Qidam
3)
Fana'(فناء) artinya rusak lawan dari sifat
Baqo'
4)
Mumatsalatu lil
hawaditsi (مماثلة للحوادث) artinya sama dengan makhluk lawan
dari sifat Mukholafatu Lil Hawaditsi
5)
Ihtiyaj (احتيخ
لغيره)
artinya membutuhkan pada yang lain lawan dari sifat Qiyamuhu Binafsihi
6)
Ta'adud (تعدد) artinya berbilang lawan dari sifat
Wahdaiyah
7)
"Ajjzun (عجز) artinya lemah lawan dari sifat
Qudrot
8)
Karohah (كراهة ) artinya terpaksa
lawan dari sifat Irodah
9)
Jahlun (جهل) artinya bodoh lawan dari sifat
'Ilmu
10)
Mautun (موت) artinya mati lawan dari sifat
Hayat
11)
Shomamun (صمم) artinya tuli lawan dari sifat
Sama'
12)
'Ama (عمى) artinya buta lawan dari sifat
Bashor
13)
Bakamun (بكم ) artinya bisu lawan dari sifat
Kalam
14)
Kaunuhu 'Ajizan (كونه
عاجزا)
artinya dzat yang lemah lawan dari Kaunuhu Qodiron
15)
Kaunuhu Karihan (كونه
كارها)
artinya dzat yang terpaksa lawan dari sifat Kaunuhu Muridan
16)
Kaunuhu Jahilan (كونه
جاهلا)
artinya dzat yang bodoh lawan dari sifat Kaunuhu 'Aliman
17)
Kaunuhu Mayitan (كونه
ميتا)
artinya dzat yang mati lawan dari sifat Kaunuhu Hayan
18)
Kaunuhu Ashomma (كونه
عصم)
artinya dzat yang tuli lawan dari sifat Kaunuhu Sami'an
19)
Kaunuhu A'ma (كونه
اعمى)
artinya dzat yang buta lawan dari sifat Kaunuhu Bashiron
20)
Kaunuhu Abbkamu (كونه
ابكم)
artinya dzat yang bisu lawan dari sifat Kaunuhu Mutakalliman
Allah swt selain memiliki sifat
wajib dan mustahil juga memiliki sifat jaiz. Menurut arti bahasa jaiz artinya
boleh. Yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah swt. yaitu sifat yang boleh
ada dan boleh tidak ada pada Allah. Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada
atau pasti tidak ada. Sifat Jaiz Allah hanya ada satu yaitu Sifat jaiz bagi Allah yaitu Fi'lu Kulli Mumkinin Au
Tarkuhu (فعل
كل ممكن او تركه ) artinya
Allah punya sifat berwenang untuk menciptakan atau tidak menciptkan. Maksudnya Allah itu berwenang
untuk menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya.8
2. Iman
Kepada Malaikat 9
Iman kepada malaikat mengandung arti bahwa seorang mukmin
hendaknya percaya sepenuhnya bahwa Allah menciptakan sejenis makhluk yang
disebut malaikat.
Malaikat ialah makhluk halus ciptaan Allah yang terbuat dari Nur (cahaya). Mereka adalah hamba Allah yang mulia dan selalu menuruti perintah-Nya. Malaikat tidak mempunyai nafsu dan mereka tidak pernah mendurhakai kepada Allah dan senantiasa menjalankan tugasnya. Tugas dan pekerjaan malaikat berbeda-beda mereka dipimpin oleh sepuluh malaikat yang wajib diketahui yakni :
Malaikat ialah makhluk halus ciptaan Allah yang terbuat dari Nur (cahaya). Mereka adalah hamba Allah yang mulia dan selalu menuruti perintah-Nya. Malaikat tidak mempunyai nafsu dan mereka tidak pernah mendurhakai kepada Allah dan senantiasa menjalankan tugasnya. Tugas dan pekerjaan malaikat berbeda-beda mereka dipimpin oleh sepuluh malaikat yang wajib diketahui yakni :
9(http://imamhusen66-wwwaneuknanggroecom.blogspot.com/2011/06/tauhid-ilmu-kalam-akidah-pokok-dan.html)/(www.aneuk nanggroe.com Sabtu,
04 Juni 2011)
a.
Jibril, yaitu yang menjabat pimpinan malaikat
dan menyampaikan wahyu.
b.
Mikail bertugas mengatur
kesejahteraan manusia dan semua makhluk.
c.
Izra’il bertugas mencabut nyawa semua
jenis makhluk.
d.
Munkar dan Nakir bertugas menanyai manusia setelah mati didalam kubur.
e.
Raqib dan Atid bertugas mencatat semua amal kebaikan dan keburukan manusia.
f.
Israfil bertugas meniup terompet pada
hari kiamat dan hari kebangkitan.
g.
Malik bertugas menjaga neraka.
h.
Ridwan bertugas menjaga surga.
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah10
Beriman kepada kitab Allah ialah mempercayai bahwa Allah
menurunkan beberapa kitab kepada para Rasul untuk menjadikan pedoman hidup
manusia dalam mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat. Kitab-kitab yang telah
diturunkan Allah kepada para rasul cukup banyak, namun yang jelas disebutkan
dalam Al-Qur’an hanya empat dan wajib diketahui oleh orang Islam, yaitu :
1. Taurat
diturunkan kepada Nabi Musa a.s
2. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s
3. Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s
4. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
Disamping itu ada
shahifah (halaman) yang diberikan
kepada nabi-nabi Syists, Ibrahim dan Musa as. (Al-Maidah 5:44, Al-Isra 17:55,
Al-Maidah 5:47, Asy Syu’ara 26:192-196). Permasalahan yang diikhtilafkan dalam
persoalan kitab dikalanagan orang Islam ialah apakah Al-Qur’an itu Qadim
(kekal) atau hadis (baru). Golongan Asy’ariyah dan Maturidiyah berpendapat
bahwa Al-Qur’an adalah Qadim, bukan makhluk (diciptakan). Sedangkan pendapat
yang lain mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah tidak qadim karena Al-Qur’an itu
diciptakan (makhluk).
4. Iman Kepada Nabi dan Rasul Allah11
Beriman kepada
Rasul-Rasul Allah ialah meyakini bahwa Allah telah memilih beberapa orang
diantara manusia, memberikan wahyu kepada mereka dan menjadikan mereka sebagai
utusan (Rasul) untuk membimbing manusia kejalan yang benar.Mereka diutus Allah
untuk mengajarkan Tauhid, meluruskan aqidak, membimbing cara beribadah dan
memperbaiki akhlak manusia yang rusak. Beiman kepada Rasul cukup secara global
(Ijmal) dan yang wajib diketahui ada 25 Rasul, yaitu :
1.
Nabi Adam a.s 14.
Nabi Musa a.s
2.
Nabi Idris a.s 15.
Nabi Harun a.s
3.
Nabi Nuh a.s 16.
Nabi Zulkifli a.s
4.
Nabi Hud a.s
5.
Nabi Shaleh a.s
6.
Nabi Ibrahim a.s
7.
Nabi Luth a.s
8.
Nabi Ismail a.s
9.
Nabi Ishaq a.s
10.
Nabi Ya’qub a.s
11.
Nabi Yusuf a.s
12.
Nabi Ayub a.s
13.
Nabi Syu’aib a.s
17.
Nabi Daud a.s
18.
Nabi Sulaiman a.s
19.
Nabi Ilyas a.s
20.
Nabi Ilyasa’ a.s
21.
Nabi Yunus a.s
22.
Nabi Zakaria a.s
23.
Nabi Yahya a.s
24.
Nabi Isa a.s
25.
Nabi Muhammad SAW
Masalah yang
masih diperselisihkan dalam kaitannya dengan iman kepada para Nabi dan Rasul
adalah mengenai jumlah. Hanya Allah yang mengetahui jumlahnya. Sebagian ulama
mengatakan bahwa jumlah seluruhnya adalah 124.000 orang. Dari sejumlah itu yang
diangkat menjadi Rasul ada 313 orang.
5. Iman Kepada Hari Kiamat12
Hari
kiamat (Hari Akhirat) ialah kehancuran alam semesta segala yang ada didunia ini
akan musnah dan semua makhluk hidup akan mati, selanjutnya akan berganti dengan
yang baru yang disebut Alam Akhirat. Iman kepada hari kiamat berarti
mempercayai akan adanya hari tersebut dan kehidupan sesudah mati serta beberap
hal yang berhubungan dengan hari kiamat.
Tanda-tanda
kiamat shughra (kecil) :
a.
Ajaran
Islam kurang diperhatikan oleh kaum muslim.
b.
Jumlah
ulama (ahli agama) yang sesungguhnya semakin sedikit, sebaliknya banyak orang
bodoh yang mengaku ulama dan menyesatkan umat.
c.
Perzinahan
sudah menjadi suatu kebiasaan di masyarakat luas.
d.
Mabuk-mabukan
dilakukan secara terang-terangan, seolah bukan perbuatan yang diharamkan.
e.
Jumlah
wanita semakin lebih banyak dibandingkan dengan pria, dan mereka sudah tidak
malu lagi berpakaian setengah telanjang.
f.
Banyak
wanita yang berdandan/berpenampilan seperti pria, begitu juga sebaliknya.
g.
Umat
manusia berlomba menumpuk kekayaan dengan jalan yang tidak bisa dibenarkan.
h.
Para
orang tua menjadi budak dan diperlakukan sewenang-wenang oleh anaknya.
i.
Semakin
banyak fitnah yang menimpa umat Islam.
j.
Semakin
sering terjadi bencana alam, pembunuhan dan peperangan.
Tanda-tanda
kiamat kubra (besar) :
a.
Waktu
berputar semakin cepat, sehingga setahun terasa sebulan, sebulan terasa
seminggu.
b.
Ka’bah
roboh.
c.
Matahari
terbit dari sebelah barat.
d.
Keluar
binatang aneh dari perut bumi yang memakai cincin Nabi Sulaiman as. yang dapat
berbicara dengan manusia dan member tanda “kafir” kepada orang-orang yang tidak
beriman.
e.
Keluar
Dajjal (pembohong yang menutupi kebenaran).
f.
Adanya
Ya’juj dan Ma’juj, adalah segolongan umat manusia yang mempunyai kekuatan besar
dan berpikiran sesat.
g.
Turunnya
Imam Mahdi ke dunia untuk meluruskan syari’at Islam dan menghidupkan
sunnah-sunnah Rasulullah saw.
12 Syamsul Rijal
Hamid,Buku Pintar Agama Islam Edisi
Senior,(Jakarta: Penebar Salam,1994),cet. I s/d XII, hlm. 439-440.
h.
Turunnya
Nabi Isa as. dari langit yang akan menjadi hakim memperjuangkan kebenaran
bersama Imam Mahdi. Dialah yang menumpas Dajjal, menghancurkan salib serta
mengajak umat manusia untuk meng-esa-kan Allah SWT., sekaligus menyembah-Nya.
i.
Lenyapnya
tulisan-tulisan dalam Al-Quran, dan tiada seorang pun yang hafal bacaaannya.
j.
Segenap manusia menjadi kafir, dan inilah tanda
paling akhir menjelang kiamat.
6.
Iman Kepada Qadha dan Qadar13
Qadha artinya
keputusan atau ketetapan. Jadi qadha adalah keputusan atau ketetapan terhadap
sesuatu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah bagi makhluk-Nya. Contohnya
yaitu manusia lahir dengan berjenis kelamin laki-laki dan berjenis kelamin
perempuan.Qadar atau takdir yaitu kadar atau ukuran. Dengan demikian qadar
adalah ukuran-ukuran yang ditetapkan Allah atas segala sesuatu. Contohnya yaitu
Allah menetapkan ukuran kemampuan tertentu bagi laki-laki dan demikian pula
pada perempuan.
Beriman kepada qadha dan qadar berarti seseorang mempercayai
dan meyakini bahwa Allah SWT telah menjadikan segala makhluk dengan kudrat dan
iradat-Nya dan dengan segala hikmahnya ( Al-Hadid 57:22, Al- Qamar 54:49).
Allah berfirman :
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ
بِقَدَر
Artinya
:
“Sesungguhnya Kami menciptakan
segala sesuatu menurut ukurannya.”
(Q.S.Al-Qamar : 49)
B. Aqidah Cabang14
Setelah
berakhirnya kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab umat Islam tidak dapat
menahan diri dengan apa yang telah dijaga bersama. Kemudian muncul kemelut yang
pada klimaksnya melahirkan peristiwa pembunuhan Khalifah Usman bin Affan (Tahun
345-656 M) oleh para pemberontak yang sebagian besar dari Mesir yang tidak puas
dengan kebijakan politiknya.
Memang secara
lahir nampak peristiwa adalah persualan politik yang berkembang menjadi
persoalan Akidah (Teologi) yang melahirkan berbagai kelompok dan aliran teologi
dengan pandangan dan pendapat yang berbeda-beda. Pada masa umat Islam tidak
mampu lagi mempertahankan kesatuan dan keutuhan akidah, karena masing-masing
berusaha membuka persoalan akidah yang pada masa sebelumnya terkunci.
Masing-masing kelompok membawa keluar persoalan Akidah untuk dilepaskan bersama
kelompoknya sehingga muncul pemahaman versi kelompok tersebut.
Maka
lahir cabang-cabang akidah yang pemahaman bervariasi dari masing-masing aspek
rukun iman misalnya rukun iman yang pertama (iman kepada Allah) muncul
perbedaan pendapat (ikhtilaf) dalam membicarakan zat tuhan, sifat tuhan, dan
af’a,al (perbuatan) tuhan.Persoalan yang muncul dalam masalah iman kepada
malaikat separti, apakah iblis termasuk golongan dari mereka.
13 Drs. Supriadi, M.
Ag., Dra.Hasanah, M.Ag.,Drs. Pabali H. Musa, M.Ag, Buku Ajar Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Cv. Grafika Karya Utama,2001),cet. II, hlm. 158-159.
14(http://imamhusen66-wwwaneuknanggroecom.blogspot.com/2011/06/tauhid-ilmu-kalam-akidah-pokok-dan.html)/(www.aneuk nanggroe.com/ Sabtu, 04 Juni
2011)
Dalam
mempercayai kitab Allah juga muncul persoalan yang diikhtilafkan seperti apakah
kitab (wahyu) itu malaikat (diciptakan) atau bukan makhluk sehingga bersifat
kekal (qadim).
Mereka
juga berpendapat mengenai berapa jumlah Rasul atau Nabi yang pernah diutus oleh
Allah kebumi.Persoalan yang muncul dari keyakinan tentang hari kiamat adalah
balasan apakah yang akan diterapkan kelak pada hari kiamat, jasmani atau hanya
rohani saja.Adapun persoalan yang muncul disekitar masalah rukun iman yang ke
enam (iman kepada takdir) adalah apakah manusia mempunyai kebebasan dalam
berbuat ataukah sebaliknya. Semua isu tersebut muncul setelah umat Islam
terpecah atas beberapa golongan seperti Syiah, Khawarij dan Ahlus Sunnah wal
Jamaah.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus