Minggu, 29 Juni 2014

Contoh Laporan Observasi pada Usaha Mikro: "Studi Kasus Usaha Nasi Goreng Mas Herry"

Kali ini, saya ingin memposting kembali mengenai hasil observasi nasi goreng yang telah saya lakukan dalam memenuhi tugas kuliah. Sebelumnya, saya pernah juga memposting contoh laporan observasi nasi goreng Pak Broto, namun isi postingan kali ini bisa dibilang lebih detail. Isi bahasan cenderung mengenai penerapan strategi yang dilakukan pada usaha nasi goreng. Semoga postingan ini bisa membantu teman-teman yang membutuhkan. Berikut pembahasannya.

A. Sekilas Tentang Latar Belakang Usahanya

Bermula dari mengikuti jejak sang ayah, Herry Aprianto (31 tahun) atau yang akrab disapa Mas Herry ini akhirnya mendirikan usaha kecil-kecilan di bidang makanan siap saji, yaitu nasi goreng. Usaha yang notabennya adalah makanan favorit orang Indonesia ini, ia dirikan pada tahun 2008, tepatnya sekitar enam tahun yang lalu dengan modal awal sebesar 7.000.000 rupiah. Modal awal ini ia peroleh dari hasil meminjam dengan saudaranya yang ada di Jakarta. Dalam kurun waktu sekitar setengah tahun sejak berdirinya, ia sudah mampu mengembalikan pinjamannya itu. Dengan modal awal sebesar inilah, Mas Herry dapat menjalankan usahanya hingga sekarang. Kini, dari hasil penjualannya ini ia mampu meraup omset kurang lebih sebesar Rp 500.000,- perharinya. Sehingga keuntungan yang dapat ia peroleh perharinya yaitu sebesar Rp 200.000,- dengan asumsi 50 piring habis terjual. Jika diakumulasikan dalam setahun bisa diperoleh omset bersih kurang lebih sebesar 62.400.000 rupiah setelah dikurangi beban sewa tempat usaha.

B. Profil Usaha

Dari hasil observasi yang telah saya lakukan pada usaha mikro ini, dapat dideskripsikan profil usahanya yang dituliskan sebagai beikut.
  • Jenis usaha      : Kuliner
  • Nama usaha    : Nasi Goreng Mas Herry
  • Nama pemilik : Herry Aprianto
  • Alamat usaha  : Jl. Pisangan, Ciputat-Tangerang Selatan
  • Kegiatan         : Menjual nasi goreng dengan lauk pauk, dengan tampilan berbeda dan dicampur dengan beberapa bahan tambahan seperti sosis, baso, hati ampela yang ditambah dengan pelengakap acar dan kerupuk. Selain itu, menjual mie dan kwetiau yang beraneka rasa.
  • Waktu operasi : 17.00-01.00 WIB, namun jika nasi gorengnya habis sebelum pukul 01.00 maka warung ditutup.
C.           Bauran Pemasaran pada Usaha Nasi Goreng Mas Herry

Dari hasil observasi ini, didapatkan data mengenai bauran pemasaran yang ada pada usaha Nasi Goreng Mas Herry. Adapun rinciannya sebagai berikut.
Ø  Tempat (Place)
Lokasi yang diambil oleh Mas Herry dalam menjalankan usahanya yaitu di daerah Pisangan, Ciputat-Tangerang Selatan. Ia menyewa tempat dalam bentuk kontarakan rumah, karena selain digunakan untuk tempat tinggal, kontrakannya digunakan juga untuk tempat usahanya. Lokasi ini terletak di pinggir jalan, dan tergolong strategis, karena pasalnya dekat dengan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta kos-kosan para mahasiswa/mahasiswi.

Ø  Produk (Procuck)
Pada umumnya, produk yang ditawarkan oleh Mas Herry dalam usahanya yaitu nasi goreng, di mana nasi goreng ini dikemas dengan variasi rasa yang berbeda sesuai dengan jenisnya. Selain menjual nasi goreng yang beraneka jenis dan rasa, ia juga menjual mie dan kwetiau yang tentunya memiliki vasriasi jenis yang berbeda juga. Untuk minumannya sendiri, ia menawarkan minuman yang pada umunya sama dengan tempat lain. Adapun produk makanan dan minuman yang dijajankan oleh Mas Herry yaitu:

Menu Makanan
Menu Minuman
1.     Nasi Goreng Biasa/Ayam
1.      Air Putih
2.     Nasi Goreng Ati Ampela
2.      Teh Hangat Manis
3.     Nasi Goreng Pete
3.      Es The Manis
4.     Nasi Goreng Sosis Bakso
4.      Es Jeruk
5.     Nasi Goreng Spesial
5.      Jeruk Hangat
6.     Mie Goreng

7.     Mie Rebus

8.     Kwetiau Goreng

9.     Kwetiau Rebus


Ø  Promosi (Promotion)
Dalam memasarkan dagangannya, Mas Herry hanya memasang spanduk atau papan nama di tempat usaha. Selain itu, ia membuat lampu dengan penerangan yang cukup saat berjualan sehingga dapat terlihat dari kejauhan. Sedangkan strategi promosi paling efektif yang diterapkan oleh Mas Herry adalah dengan jenis promosi mulut ke mulut (mouth to mouth). Promosi jenis ini baru akan terjadi jika konsumen puas dengan cita rasa menu yang telah dijual.

Ø  Harga (Price)
Harga yang ditawarkan oleh Mas Herry ini tergolong relative murah. Kisaran harganya mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 14.000. Harga ini tergantung dari jenis menu mana yang akan dipesan pelanggan.

D.           Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal pada Usaha Nasi Goreng Mas Herry

Selain mendapatkan data mengenai bauran pemasaran yang ada pada usaha Mas Herry ini, saya juga mendapatkan data lain, yang kemudian saya jabarkan dalam analisis lingkungan eksternal dan internal dengan menggunakan analisis SWOT di bawah ini.
1.        Identifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal (Opportunity – Threat)
Ø Peluang (Opportunity)
Nasi goreng biasa dicari dan sering dijadikan menu utama pilihan bagi orang-orang yang lapar dan malas memasak di malam hari, apalagi saat cuaca dingin yang membuat hangat badan. Selain itu, nasi goreng yang didagangkan Mas Herry kepada para pelanggannya ini memiliki kualitas dan cita rasa yang baik dibandingkan dengan para pesaingnya, walaupun pesaing memiliki kelebihan dalam hal inovasi. Karena peluang-peluang inilah yang membuat Mas Herry memilih usaha ini sebagai ladang penghasilan hidupnya.

Ø Ancaman (Threat)
Ancaman eksternal yang dihadapi oleh Mas Herry yaitu banyaknya pesaing yang menjual jenis produk yang sama namun menyediakan fasilitas yang lebih nyaman, dan inovasi-inovasi yang lebih unggul. Selain itu, banyak pesaing lain yang dalam menjual dagangannya masih dengan cara berkeliling, sehingga mereka lebih mudah untuk menjangkau pelanggan. Ancaman-ancaman ini bisa membuat pelanggan lebih memilih membeli nasi goreng di pesaingnya ketimbang di Mas Herry. Sehingga apabila ini dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan usaha Mas Herry akan mengalami penurunan omset penjualannya.

2.        Kesadaran akan Kekuatan dan Kelemahan Internal (Strength – Weakness)
Ø Kekuatan (Strength)
Kekuatan internal yang ada pada usaha Mas Herry ini yaitu memiliki kemampuan handal dalam memasak dan menyajikan aneka jenis nasi goreng, mie, dan kwetiau yang dijualnya. Mas Herry juga mampu mempertahankan cita rasa nasi gorengnya yang enak dari awal berdirinya hingga sekarang. Mas Herry mempunyai sifat yang ramah kepada semua orang, yang mana ini bisa menjadi bekal tersendiri bagi Mas Herry dalam memberikan pelayanan yang baik kepada para pelanggan, sehingga dapat meningkatkan loyalitas. Dengan kekuatan-kekuatan internal yang dimilikinya inilah, yang membuat Mas Herry mampu mengambil peluang yang ada dan mampu bersaing dengan penjual nasi goreng yang lain.

Ø Kelemahan (Weakness)
Kelemahan internal yang ada pada usaha Mas Herry ini yaitu kurangnya fasilitas penunjang yang disediakan seperti TV, kipas, dan sebagainya. Tempat makan yang disediakan pun juga kurang bersih. Sehingga pelanggan merasa kurang nyaman ketika makan di tempat. Selain itu, pemilik juga kurang melakukan inovasi-inovasi produk baru yang lebih diminati pelanggan.

E.            Strategi pada Usaha Nasi Goreng Mas Herry Ditinjau dari Berbagai Aspek

Dalam menjalankan usaha nasi gorengnya, Mas Herry menerapkan beberapa strategi yang dapat ditinjau berdasarkan beberapa aspek, diantaranya yaitu:
1.        Aspek Pemasaran
Dalam memasarkan dagangannya, Mas Herry hanya memasang spanduk atau papan nama di tempat usaha. Selain itu, ia membuat lampu dengan penerangan yang cukup saat berjualan sehingga dapat terlihat dari kejauhan. Sedangkan strategi promosi paling efektif yang diterapkan oleh Mas Herry adalah dengan jenis promosi mulut ke mulut (mouth to mouth) dari para pelanggan yang telah membeli.

2.        Aspek Produksi
Dalam hal ini, Mas Herry melakukan produksi nasi goreng setiap harinya sebanyak 40 piring. Adapun bahan dasar yang diperlukan dalam pembuatan nasi goreng yaitu:

Nasi putih
Minyak goreng
Telur   
Bawang putih
Bawang daun
Garam
Mentega
Cabe merah
Penyedap masakan
Daging ayam
Lada halus
Kecap
Tomat
Mentimun


Proses pembuatan nasi goreng:
ü  Masukkan minyak goreng secukupnya ke dalam wajan;
ü  setelah panas masukkan irisan bawang daun, bawang putih, cabe merah, daging ayam, penyedap masakan, dan telur;
ü  setelah wangi masukan nasi secukupnya dan diaduk hingga merata;
ü  tambahkan lada halus dan kecap lalu aduk sampai masak;
ü  setelah itu angkat dan nasi siap disajikan bersama irisan tomat, acar dan mentimun.
Untuk memperoleh beberapa bahan baku dasar di atas, Mas Herry membeli di tempat supplier langganannya yang ada di Pasar Ciputat.

3.        Aspek Permodalan
Modal awal yang digunakan Mas Herry untuk memulai usaha nasi gorengnya yaitu sebesar 7.000.000 rupiah, yang diperoleh dari hasil meminjam saudarnya yang ada di Jakarta. Modal awal ini ia gunakan untuk menyiapkan segala macam peralatan seperti membeli gerobak, piring, sendok, garpu, kompor, dan peralatan lainnya yang kiranya dapat digunakan untuk menunjang usaha bisnisnya. Modal sehari-hari yang digunakan untuk membuat atau memproduksi nasi goreng yaitu sebesar 300.000 rupiah yang digunakan untuk membeli beras, minyak goreng, serta bahan-bahan lainnya. Namun, modal tersebut mungkin saja lebih kecil apabila terdapat bahan-bahan atau bumbu-bumbu yang masih ada atau masih tersisa untuk digunakan pada hari berikutnya. Lalu untuk mengitung omset per hari, diasumsikan harga nasi goreng biasa dikali dengan jumlah unit, di sini diasumsikan 50 piring habis terjual. Berikut informasi keuangan penjualan nasi goreng:

INFORMASI KEUANGAN PENJUALAN NASI GORENG
Modal per hari
Rp    (300.000,-)

Omset per hari (50 piring @ Rp 10.000)
Rp     500.000,-

  Laba bersih per hari

Rp      200.000,-
Laba kotor per bulan (Rp 200.000 @ 30 hari)
Rp   6.000.000,-

Beban sewa tempat per bulan
Rp      800.000,-

  Laba bersih per bulan

Rp   5.200.000,-
  Laba bersih per tahun (Rp 5.200.000 @ 12 bulan)

Rp  62.400.000,-

4.        Aspek Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan usaha nasi gorengnya, Mas Herry tidak melakukan perekrutan pegawai. Dengan kata lain, ia hanya dibantu oleh istrinya saja. Namun, pada hari-hari besar, misalnya hari lebaran, pemilik kerap kali meminta bantuan dari saudaranya yang ada di Jakarta untuk membantunya berjualan. Hal ini dikarenakan, pada hari-hari besar seperti itu, pelanggan terus meningkat.

F.       Strategi Bersaing pada Usaha Nasi Goreng Mas Herry

Dari hasil wawancara yang telah saya lakukan, saya dapat menganalisis bahwa strategi bersaing yang diterapkan oleh pemilik usaha adalah sebagai berikut:
1.         Fokus
Dalam menjalankan usahanya, Mas Herry selalu berfokus pada produk utamanya saja, yaitu nasi goreng. Dengan melakukan strategi ini maka pemilik dapat berfokus untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Cara yang ia lakukan yaitu dengan memperhatikan kualitas nasi goreng yang dijualnya serta dengan meningkatkan cita rasa yang tenggi agar pelanggan tidak merasa kecewa setelah membelinya.
2.         Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership)
Mas Herry yang tidak lain adalah pemilik usaha nasi goreng menerapkan strategi kepemimpinan biaya, di mana ia menjual produknya dengan harga yang relatif terjangkau dibandingkan dengan penjual nasi goreng lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menekan biaya yang digunakan dengan tidak mengurangi kualitas bahan-bahan yang dibeli untuk menjual nasi gorengnya. Hal tersebut dapat dilakukan karena pemilik memiliki hubungan yang baik dengan para supplier atau telah berlangganan dengan suatu penjual bahan-bahan dalam memproduksi nasi goreng sehingga pemilik diberikan harga yang murah.

Semoga bermanfaat.
By: Jumadi


Share:

1 komentar: