Selasa, 21 Mei 2013

Contoh Laporan Observasi Nasi Goreng Pak Broto


Laporan Observasi Nasi Goreng Pak Broto

1.      LATAR BELAKANG
            Di zaman dalam keadaan perekonomian yang sudah semakin sulit ini banyak sekali persaingan usaha di berbagai bidang perekonomian di dalam kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah persaingan dalam dunia wirausaha. Banyak wirausahawan yang saling berlomba untuk mendapatkan pangsa pasar, sehingga hal ini memicu para wirausahawan untuk berusaha terus maju dalam memperbaiki usahanya. Supaya usahanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam mengikuti perkembangan zaman, maka wirausaha tersebut harus dapat mengantisipasi perkembangan ekonomi yang semakin kompetitif dengan melakukan strategi yang tepat agar tidak tersisih dalam persaingan. Selain itu wirausaha juga harus dapat mengantisipasi kecenderungan ekonomi di masa mendatang dan harus dapat bersaing dengan wirausaha lain yang bergerak di bidang yang sama. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan kemajuan usahanya.
            Dalam berwirausaha para wirausahawan berbisnis tidak mesti besar akan tetapi usaha kecil menengah (UKM) pun sudah dapat mengurangi jumlah pengangguran di zaman sekarang ini. Contoh usaha bisnis yang paling banyak digeluti oleh masyarakat pada zaman sekarang ini adalah usaha di bidang kuliner. Ya usaha kuliner (makanan). Kenapa? Karena makanan merupakan suatu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh manusia. Dan kita tahu bahwa di masa modern ini, banyak konsumen yang menyukai atau menggemari berbagai hal yang cepat saji, salah satu yang paling banyak digemari oleh konsumen adalah makanan yang serba instant/cepat saji, contohnya yaitu usaha nasi goring. Maka di masa ini banyak sekali seorang produsen atau pedagang yang menjual makanan yang cepat saji atau bisa disebut juga makanan yang instant.
            Dengan latar belakang perekonomian pada saat ini, saya tertarik untuk mengambil judul usaha industri kecil seperti usaha nasi goreng, karena usaha nasi goreng di tempat yang saya teliti sangat banyak penggemar dan pengunjungnya untuk membeli nasi goreng tersebut. Maka dalam penelitian saya ini saya mengambil judul usaha Nasi Goreng.

2.      DESKRIPSI HASIL OBSERVASI
Ø  Profil Usaha
  • Jenis Usaha     : Kuliner
  • Nama Usaha    : Nasi Goreng Pak Broto
  • Nama pemilik  : Pak Broto Sudirgo
  • Alamat usaha  : Jl. Meruya Ilir, Kel. Meruya Utara, Kec. Kembangan, Jakarta Barat
  • Kegiatan      : Membuat nasi goreng yang biasa hanya dimakan dengan lauk pauk, dengan tampilan berbeda dan dicampur dengan beberapa bahan tambahan seperti sosis, baso, daging ayam atau kambing, jamur,  telor, ikan asin, dengan pelengakap acar dan kerupuk.
·         Nasi Goreng Pak Broto buka pada pukul 06.00-00.00 WIB, namun jika nasi gorengnya habis sebelum pukul 00.00 maka warung ditutup.

Ø  Sejarah
Usaha ini didirikan sekitar tahun 2003, tepatnya 10 tahun yang lalu, dengan modal awal sebesar Rp.1.700.000,00. dengan rincian sebagai berikut;
• Peralatan dan sewa tempat/lahan: Rp. 1.500.000
• Bahan-bahan/hari : Rp 150.000
• Tenaga kerja/hari : Rp. 50.000

Ø  Bahan Dasar Nasi Goreng:

• Nasi putih
• Minyak goreng
• Telur
• Bawang putih
• Bawang daun
• Garam
• Mentega
• Cabe merah
• Penyedap masakan
• Daging ayam
• Lada halus
• Kecap
• Tomat
• Mentimun

Ø  Proses pembuatan nasi goreng:
ü  Masukkan minyak goreng secukupnya ke dalam wajan;
ü  setelah panas masukkan irisan bawang daun, bawang putih, cabe merah, daging ayam, penyedap masakan, dan telur;
ü  setelah wangi masukan nasi secukupnya dan diaduk hingga merata;
ü  tambahkan lada halus dan kecap lalu aduk sampai masak;
ü  setelah itu angkat dan nasi siap disajikan bersama irisan tomat, acar dan mentimun.

Ø  Informasi Keuangan
Satu porsi nasi goreng jawa: Rp.12.000,00
Pendapatan kotor/hari: Rp. 300.000,00
Pendapatan bersih/hari; Rp.160.000,00

3.      KESIMPULAN
            Sebenarnya untuk memulai suatu usaha di bidang makanan, apalagi bisnis nasi goreng yang digeluti bapak mulyono tidak susah, yang penting perlu niat dan usaha. Tidak semua usaha langsung sukses, semua butuh pengorbanan dan kerja keras. Satu lagi untuk tetap mempertahankan pelanggan, bisnis nasi goreng harus tetap mempertahankan kualitas rasa dan kebersihan. Agar pelanggan tetap setia dan bertambah banyak.

Baca juga: 

Contoh Laporan Observasi pada Usaha Mikro: "Studi Kasus Usaha Nasi Goreng Mas Herry"


Isi dari studi kasus di atas lebih banyak.
Terima kasih sudah membaca.
Share:

Sabtu, 04 Mei 2013

BMKG: Gerhana Matahari Cincin Terjadi 9-10 Mei 2013



Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gerhana matahari cincin (GMC) akan terjadi pada 9-10 Mei 2013.

Berdasarkan situs resmi BMKG yang dilansir di Jakarta, Jumat, menyebutkan gerhana matahari cincin tersebut dapat diamati dari Samudra Pasifik, Australia, Singapura, Indonesia kecuali Sumatera bagian Utara dan Filipina bagian Selatan.

Di Australia dan Pasifik akan mengalami gerhana matahari cincin. Sementara di Indonesia kecuali Sumatera bagian Utara, akan berupa gerhana matahari sebagian (GMS) pada 10 Mei 2013 yang dapat disaksikan pada pagi hari.

Fase GMC, di mana gerhana mulai pada 21 25.1 UT, gerhana cincin mulai di 23 32.6 UT, dan puncaknya pada 00 19.6 UT, gerhana cincin berakhir 02 17.8 UT serta gerhana berakhir pada 03 25.3 UT.

Namun, waktu untuk setiap fase di setiap lokasi bisa berbeda dengan waktu-waktu tersebut, karena tergantung pada posisi lokasi pengamat di permukaan bumi dan posisi bulan dan matahari nisbi terhadap posisi pengamat.

Gerhana mulai dapat terlihat di Kupang, Manado, Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Merauke dan Jayapura. Selain Kupang dan Manado, masyarakat di enam daerah lainnya beruntung bisa menyaksikan puncak gerhana hingga gerhana berakhir.

Sementara puncak gerhana juga bisa dilihat masyarakat di Surabaya, Pontianak, Palangka Raya, Banjarmasin, Samarinda, Denpasar, Mataram, Kupang, Manado, Kendari, Palu, Makassar.

Sedangkan gerhana berakhir bisa dilihat dari Padang, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Pontianak, Palangka Raya, Banjarmasin, Samarinda, Denpasar, Mataram, Kupang, Manado, Kendari, Palu, Makassar.

Gerhana matahari adalah fenomena alam di mana terhalanginya cahaya matahari oleh bulan, sehingga tidak semuanya sampai ke bumi.

Peristiwa tersebut terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan dan hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.

Di 2013, diperdiksikan terjadi lima kali gerhana yaitu dua gerhana matahari dan tiga kali gerhana bulan.(rr)




Gambar:
http://l1.yimg.com/bt/api/res/1.2/dUnRISSLApQH7q5kxM8C1w--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9ZmlsbDtoPTQ0NDtweW9mZj0wO3E9ODU7dz02MzA-/http://l.yimg.com/os/246/2012/05/18/RTR28W1C-190608-jpg_051828.jpg
Share:

6 Cara Agar Otak Makin Pintar

Tahukah Anda, Jika kebanyakan orang tidak khawatir dengan kondisi penurunan memori yang mungkin terjadi beberapa tahun ke depan?



Menurut penelitian di University of Virginia, gangguan memori bisa muncul sejak usia 20-an. Setelah mengevaluasi lebih dari 2.000 pria dan wanita berusia antara 18-60 tahun selama tujuh tahun, para peneliti menemukan bahwa pada usia 27, kecepatan otak dalam memecahkan teka-teki, dan penalaran mulai menurun.

Namun Anda tidak perlu panik. Otak masih memiliki kemampuan untuk menyimpan memori. Hanya saja pemanggilan memori tersebut sedikit tersendat. Ini menunjukkan bahwa otak harus dijaga kesehatannya agar tetap fokus dan berfungsi optimal.

Berikut 6 langkah sehat yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan dan fungsi otak agar tetap berfungsi optimal.
1. Tetap Aktif
Kebugaran fisik dapat meningkatkan ukuran hippocampus (bagian otak yang terhubung dengan ingatan jangka panjang). Lakukan jenis latihan apa pun agar darah Anda mengalir dengan baik. Jogging dan renang bisa menjadi pilihan yang tepat untuk meningkatkan fungsi otak Anda.

2. Lengkapi dengan Omega-3
Gary Small dari iBrain menyebutkan, “Apa yang baik bagi jantung Anda, tentu akan baik untuk otak Anda”. Dia menyarankan agar Anda mengisi diet dengan makanan yang kaya antioksidan seperti buah-buahan berwarna cerah dan sayuran, ditambah asam lemak Omega-3 dari ikan dan minyak zaitun.

3. Pikirkan dan Visualisasikan
Berlatih dengan isyarat. Jika Anda perlu mengingat beberapa hal baik benda maupun angka cobalah untuk membuat catatan sebagai hafalan untuk memori dalam otak Anda. Catatlah hal-hal detail yang sekiranya sulit untuk Anda ingat.

4. Jangan Andalkan Gadget
Hampir seluruh penduduk dunia mengandalkan teknologi seperti smartphone, komputer tablet, PC dan lainnya untuk membantu mengingat hari-hari penting . Tetapi jangan lupa untuk sesekali mengingat hal-hal detail yang terkait langsung dengan diri Anda dan keluarga dengan otak Anda. Penggunaan teknologi berlebihan dapat mengakibatkan ketergantungan dan membuat otak menjadi malas berpikir.

5. Bermain dan Bersantai
Bermain video game tidak akan membuat fungsi otak Anda terganggu, permainan yang penuh teka-teki dapat membantu untuk memperkuat dan melatih otak Anda serta meningkatkan konsentrasi. Anda juga membutuhkan waktu bersantai dan memanjakan diri untuk mengurangi stres sekaligus meningkatkan kemampuan otak Anda.

6. Tidur Cukup
Tidur dapat membantu mengaktifkan kembali seluruh sel-sel otak, sehingga otak dapat menyerap dan mempelajari sesuatu lebih dalam dan lebih banyak. Peningkatan kemampuan ini secara langsung akan mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang, demikian yang disampaikan Dr Paul Shaw dariWashington University School of Medicine. (dan)



Sumber: http://id.she.yahoo.com/6-cara-agar-otak-makin-pintar-084541446.html
Share:

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Membangun Good Government Governance (GGG) di Indonesia

Dibawakan oleh: Gusti Eka Suhendra
(Akuntansi-Semester 5)
  Dalam mengukur tingkat pencapaian keberhasilan atas suatu kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah, memang membutuhkan proses yang cukup panjang, dengan kata lain kita belum bisa berasumsi secara cepat dalam menilai hasil dari kebijakan yang telah di ambil oleh pemerintah.
     Kendatipun reformasi memaksa terjadinya perubahan struktur (restrukturisasi) dengan penyesuaian daerah otonom, dimana disadari pemerintahan tidak lagi bercorak korporatis dan sentralistik pada kepemimpinan top executive di tangan bupati/wali kota. Politisasi birokrasi yang masih cukup kental mewarnai dinamika otonomi daerah Hal ini, erat kaitannya juga dengan kegagalan hubungan kelembagaan eksekutif dan legislatif, karena proses menguatnya political society. Sunarsip ( 2001) mengemukakan bahwa terjadinya krisis ekonomi di Indonesia disebabkan oleh tata kelola yang buruk ( bad governance ) pada sebagian besar pelaku ekonomi ( publik dan swasta ).
     Upaya yang dapat kita lakukan kita pada saat ini adalah dengan menciptakan iklim yang baik baik dalam hal ekonomi, sosial, dan politik. Hal-hal tersebut tentunya hanya dapat kita capai melalui pengembalian kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dengan mencoba mewujudkan suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa atau yang dikenal dengan istilah good governance. Oleh karena itu tuntutan terhadap terwujudnya good governance (tata kelola yang baik) sangat diperlukan terutama diinstansi pemerintah. Penetapan UU No. 22 tahun 1999 dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 oleh pemerintah, mengenai Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, membawa dampak pada pemberlakuan otonomi bagi pemerintah daerah pada ruang lingkup yang lebih besar serta akuntabilitas publik yang lebih nyata (Halim, 2001).
     Selanjutnya, Undang-Undang ini diganti dan disempurnakan dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-Undang No. 33 tahun 2004. Kedua undang-undang tersebut telah merubah akuntabilitas atau pertanggungjawaban pemerintah daerah dari pertanggungjawaban vertikal (kepada pemerintah pusat) ke pertanggungjawaban horisontal (kepada masyarakat melalui DPRD). Pada intinya semua peraturan tersebut menginginkan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Namun, setelah empat tahun berlakunya paket undang-undang tersebut, delapan tahun sejak otonomi yang luas kepada daerah, dan sepuluh tahun setelah reformasi, hampir belum ada kemajuan signifikan dalam peningkatan transparansi dan akuntabilitas keuangan Negara/Daerah.
     Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dalam tiga tahun terakhir secara umum masih buruk (Siaran Pers, BPK RI, 23 Juni 2008). Kondisi ini semakin memburuk, sebagaimana di ungkapkan dalam siaran pers BPK RI pada tanggal 15 Oktober 2008 yaitu: dilihat dari persentase LKPD yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wajar Dengan Pengecualian (WDP) selama periode 2004-2007 semakin menurun setiap tahunnya. Persentase LKPD yang mendapatkan opini WTP semakin berkurang dari 7% pada tahun 2004 menjadi 5% pada tahun berikutnya dan hanya 1% pada tahun 2006 dan 2007. Sebaliknya, LKPD dengan opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP) semakin meningkat dari 2% pada tahun 2004 menjadi 17% pada tahun 2007 dan pada periode yang sama opini Tidak Wajar (TW) naik dari 3% menjadi 19%. Selanjutnya hasil pemeriksaan BPK menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan negara/daerah yang dilakukan pemerintah dalam Tahun 2008 masih menunjukkan banyak kelemahan dan baru menunjukkan tanda-tanda perbaikan, BPK memberikan opini WTP atas delapan Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD), opini WDP atas 217 LKPD, opini tidak wajar (TW) atas 21 LKPD, dan opini TMP atas 47 LKPD dari 293 LKPD Tahun 2008 yang telah diperiksa BPK pada Semester I Tahun 2009 (BPK, 2009).
     Pembuatan laporan keuangan merupakan suatu bentuk kebutuhan akan adanya transparansi yang menjadi syarat pendukung terhadap akuntabilitas berupa keterbukaan ( opennes ) atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik. Transparansi dapat dilakukan apabila ada kejelasan tugas dan kewenangan, ketersediaan informasi terhadap publik, proses penganggaran yang terbuka, dan jaminan integritas dari pihak independen mengenai perkiraan fiskal, informasi, dan penjabarannya. (IMF, 1998 dalam Schiavo-Campo and Tomasi, 1999).

Konsep Dasar Akuntansi Pemerintahan
1. Entitas Pelaporan dan Pengguna Laporan Keuangan Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan keuangan, yang terdiri atas; 1. Pemerintah Pusat. 2. Pemda. 3. Satuan Organisasi di lingkungan pemerintah pusat / daerah. 4. Organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

2. Peranan dan Tujuan Laporan Keuangan
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan: Akuntabilitas, Manjemen,Transparansi, Keseimbangan, antargenerasi.

3. Tujuan Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan, baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik.

4. Komponen Laporan Keuangan
Laporan Keuangan pokok terdiri atas :Laporan realisasi anggaran,Neraca,Laporan Arus Kas,Catatan atas laporan keuangan. Selain laporan keuangan pokok tersebut, entitas pelaporan diperkenankan menyajikan laporan kinerja keuangan dan laporan perubahan ekuitas.

Hubungan antara penerapan StandarAkuntansi Pemerintahan terhadap Good Governance
     Good governance menghendaki pemerintahan dijalankan dengan mengikuti prinsip-prinsip pengelolaan yang baik, seperti transparansi (keterbukaan), akuntabilitas, partisipasi, keadilan, dan kemandirian, sehingga sumber daya negara yang berada dalam pengelolaan pemerintah benar-benar mencapai tujuan sebesar besarnya untuk kemakmuran dan kemajuan rakyat dan negara. Penerapan prinsip-prinsip good governance dalam penyelenggaraan negara tak lepas dari masalah akuntabilitas dan tranparansi dalam pengelolaan keuangan negara dan daerah (Cadbury,1992 yang dikutip Media Akuntansi 2000 dalam Sunarto,2003). Sebagian besar penelitian tentang good governance di tingkat perusahaan dilakukan di Amerika dan negara-negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) (Shleifer dan Vishny, 1997).
     Penelitian dilakukan di negara yang sedang berkembang masih sangat sedikit. Black (2001) berargumen bahwa pengaruh praktek good governance terhadap nilai perusahaan akan lebih kuat di negara berkembang dibandingkan di negara maju. Hal tersebut dikarenakan oleh lebih bervariasinya praktik good governance di negara berkembang dibandingkan negara maju. Durnev dan Kim (2002) memberikan bukti bahwa praktik good governance lebih bervariasi di negara yang memiliki hukum lebih lemah. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar yang harus diikuti dalam laporan keuangan instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pengguna laporan keuangan akan menggunakan SAP untuk  memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Laporan pertanggungjawaban keuangan daerah (LPJ keuangan daerah) dan laporan pertanggungjawaban kinerja kepala daerah (LPJ kinerja) berpengaruh positif dan signifikan terhadap atas akuntabilitas publik pemerintah daerah dan penerapan IPSAS berpengaruh positif terhadap akuntabilitas publik pemerintah (Anondo, 2004).

Kendala yang sering dihadapi dalam menerapkan SAP terkait dengan Good Governance
  1. Kurangnya Komitmen dari seluruh elemen terkait dalam menerapkan prinsip tranparansi dan akuntabilitas dalam menyelenggarakan pemerintahan.
  2. Penerapan Standar Akuntansi Sektor publik yang belum diterapkan secara menyeluruh.
  3. Kurangnya Sumber daya manusia yang handal dalam mengelola laporan keuangan di daerah, namun disisi lain para akuntan yang memang memiliki kemampuan kurang tertarik untuk masuk kedalam bidang tersebut.
  4. Adanya sistem pengendalian internal pada departemen, daerah provinsi, kabupaten, kota yang belum melakukan fungsi pengendaliaanya secara efisien, efektif, serta kehandalan dalam melakukan audit. 
Share:

Ambivalensi Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


   Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) telah banyak mendominasi kehidupan manusia, termasuk interaksinya dengan alam sekitar dan sesamanya. Kemajuan Iptek banyak dijadikan sebagai tolak ukur menilai maju-tidaknya peradaban umat manusia di berbagai belahan dunia. Tidak mengherankan kalau akhirnya ilmu pengetahuan dan teknologi diagung-agungkan, dan setiap bangsa berlomba untuk memilikinnya. Tapi pertanyaan yang muncul adalah: Apakah Iptek merupakan pilihan satu-satunya bagi pengembangan peradaban manusia, bagi pemenuhan kebutuhannya dan untuk menjawab semua permasalahan yang dihadapinya? Dan apakah Iptek sama sekali tidak membawa serta sisi-sisi negative bagi manusia dan kehidupan pada umumnya? Dari kenyataan yang terjadi hingga sekarang ini, semakin disadari bahwa kemajuan yang semakin pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, selain membawa manfaat besar bagi kehidupannya, juga membawa serta didalamnya masalah-masalah etis yang  serius. Itulah ambivalensi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Share: