Sabtu, 07 Desember 2019

Sensasi Bermalam di "Private Island" - Pulau Gili Labak, Madura


Landmark Tulisan Pulau Gili Labak

Lagi beres-beres folder leptop, gak sengaja jari ini ngebuka folder yang isinya foto-foto waktu liburan ke Pulau Gili Labak, tepatnya di Kabupaten Sumenep, sisi timur Pulau Madura. FYI, ini adalah liburan terjauh yang pernah gua capai setelah mengiyakan ajakan dari temen.

Gokilnya, gua ke sana saat momen Ramadhan minggu kedua. Kalo gak salah, 16 Mei 2018. Sehingga, butuh tenaga ekstra mengingat kondisi tubuh yang sedang berpuasa. Bahkan, di tengah perjalanan gua hampir aja batal puasa karena teriknya cuaca saat itu. Tapi, rasa itu terbayarkan setelah berhasil touchdown di lokasi tujuan.

Gua yang notabennya jarang traveling, sangat menikmati tiap langkah perjalanannya, apalagi jaraknya yang relatif jauh. Dengan beberapa kali singgah, gua bisa berkesempatan merasakan anomali masyarakat dari kota yang berbeda seperti Semarang, Kediri, Malang, dan Surabaya.

Kalo sedikit flashback, perjalanan dimulai dari Jakarta pada kamis dini hari, dan baru tiba di Pulau Madura pada sabtu menjelang sahur. Gua pun singgah untuk sahur di salah satu warung makan yang tak jauh dari Jembatan Suramadu. Kenyang dengan santapan sahur, perjalanan dilanjutkan menuju salah satu dermaga yang berada di Kabupaten Sumenep, dan baru tiba sekitar pukul 09.30 WITA.

Di sini, gua dan teman-teman sempat bingung bagaimana cara untuk bisa sampai ke Pulau Gili Labak. Gua pun sempat bertanya pada seorang penjaga di sana, hanya aja jawabannya kurang meyakinkan. Tak puas dengannya, gua pun berinisiatif mencari tour guide lokal asli warga sini. Sekian menit berseluncur di Instagram, gua pun menemukannya. Gua lupa apa nama akunnya, tapi berkat bantuannya, gua menemukan kapal yang siap membawa gua ke itu pulau. Butuh dana sekitar 850.000,- rupiah per 10 orang untuk menyewa kapal ini. Harganya pun sudah termasuk pulang-pergi.

All right, perjalanan pun dilanjutkan.


Pemandangan di Pulau Gili Labak

Sekitar dua jam lebih mengarungi lautan, gua pun berhasil menginjakan kaki di Pulau Gili Labak. Memasuki kawasan pulau, gua disambut dengan pemandangan pantainya yang begitu cantik. Mata ini seolah enggan berkedip tatkala melihatnya.

Rasakan, cuy!

Hamparan pasir putih bersih nan lembut di tiap langkah pijakan kaki yang menimbulkan perpaduan sensasi dingin-hangat. Desiran ombak yang tenang dibalut bebunyian dari gesekan pepohonan sekitar, serta kicauan burung yang menambah syahdu keharmonian suara alam.

Belum lagi, warna air pantainya yang jernih, sehingga biota laut seperti ikan dan karang bisa terlihat jelas dengan mata telanjang. Pun, panorama laut sekitar yang tak ada ujungnya, seakan menyimpan sejuta misteri.

Ah, rasanya mau ke sana lagi!


Suasana di Pulau Gili Labak

Setibanya di pulau, gua pun beristirahat sejenak di salah satu tempat milik warga dengan beralaskan anyaman jerami bambu. Setelahnya, barulah mengabadikan momen liburan ini dengan berswafoto. Selain itu, sebenarnya bisa aja melakukan aktivitas menarik lainnya seperti snorkeling, hoping island, dan lainnya. Tapi, sayang banget lagi puasa.

Malam harinya, menyantap hidangan ikan bakar, seafood dan sejenisnya, ditemani segelas es campur yang sebelumnya sudah dipesan. I think, this is my best traveling experience, bisa berbuka dan sahur di sebuah pulau terpencil, rasanya benar-benar nikmat! Apalagi, suasana pulau yang kala itu sedang sepi pengunjung, duh rasanya seperti sedang berlibur di pulau milik sendiri ala “private island” gitu, cuy! Hehe


Momen Menikmati Moonset di Pulau Gili Labak

Kelar subuhan, gua mencoba merebahkan tubuh di atas sebuah bangku menghadap ke arah pantai dan langit. Berharap bisa mengabadikan momen moonset time-lapse dari mata gua sendiri. Pagi itu sekitar pukul 05.00 WITA. Suasana sekitar begitu hening. Langit terlihat cukup cerah. Dihiasi indahnya cahaya bulan yang memancarkan cahaya kekuningan, belum lagi bintang-bintang di sekitarnya yang seakan ikut menemani malamnya.

Perlahan tapi pasti, gua dapat merasakan pergerakan bulan yang kian bergeser ke arah bawah dari titik sebelumnya. Seakan tenggelam di tengah luasnya lautan yang misterius. Hal ini pun diperjelas dengan mulai pudarnya efek pantulan cahaya sang rembulan yang ada di permukaan air laut. Di arah lain, gua melihat sang surya sudah mulai menampakkan cahayanya. Dengan kata lain, harapan melihat moonset gua tadi itu sukses.

Pukul 09.00 WITA, petugas kapal yang sebelumnya mengantarkan gua ke sini pun sudah datang menjemput. Sebelum beranjak naik kapal, gua dan teman-teman tak lupa berpamitan kepada pemilik warung yang sudah berbaik hati melayani dan membantu selama seharian. Setelahnya, barulah kami pulang ke Jakarta.

Berikut beberapa gallery foto yang berhasil gua tangkap dengan kamera ponsel.











Ooya, ada sedikit informasi dan tips dari gua ni cuy, terkait liburan di Pulau Gili Labak. Disimak ya! 
  • FYI, di Pulau Gili Labak itu gak ada listrik cuy, kalo pun ada itu juga nyalanya dari pukul 18.00 WITA – 06.00 WITA. Jadi, sebelum nyeberang ke ini pulau, gue saranin banget untuk isi full daya batrai device kalian dah, kalo perlu bawa powerbank yang banyak.
  • Warung-warung yang jualan makanan di Pulau Gili Labak itu gak ada yang mewah, dengan kata lain sederhana. Tapi, bukan berati makanannya gak enak ya. Justru kemarin gua makannya minta nambah saking enaknya. Efek puasa mungkin, ye.
  • Penginapan di Pulau Gili Labak ada, cuma yaaa standar aja. Kalo mau lebih seru, bawa aja tenda kemping dari rumah. Banyak kok yang kalo ke sini bawa tenda. Contohnya gua kemaren.
  • Masalah air bersih di pulau ini sepertinya sama seperti yang ada di pantai-pantai lainnya. Airnya payau, dan sedikit asin gimana gitu. Tapi, bisalah ya untuk mandi dan bersih-bersih badan.
  • Nah ini dia yang paling penting. Bagi kalian yang punya rencana berlibur ke Pulau Gili Labak, usahakan mengajak sedikitnya 8 hingga 10 orang, ya. Bikin rombongan gitu. Kalo emang gak punya teman sebanyak itu, kalian bisa nih ajak para wisatawan lain di situ yang punya tujuan sama untuk bergabung dengan kalian di satu kapal. Selain menambah keseruan liburan kalian, hal ini juga dapat meminimalisir budget yang kalian bawa ketika menyewa kapal untuk penyeberangan nanti. Karena lumayan mahal cuy kalo orangnya sedikit. Kalo orangnya banyakkan enak, jadi lebih murah “pt-ptnya”.
  • JALAN TIKUS! Iya, jalan tikus yang bakal bikin liburan kamu gak perlu ribet urus ini-itulah. Namanya Open Trip. Kalo mau lebih seru lagi, kalian bisa ikut paket wisata jenis “open trip” dari salah satu agen penyedia jasa wisata, biasanya lebih dikenal dengan sebutan Tour Organizer (TO). Kini sudah banyak kok penyedia jasa wisata seperti itu. Tapi, kalian tetap harus cari tour organizer yang terpercaya ya, serta memiliki track record yang bagus. Selain itu, lihat juga apakah tour organizer pilihan kalian tadi membuka open trip untuk destinasi wisata yang kalian inginkan atau gak. Sejauh ini sih, gua merekomendasikan tour organizer dari MY PERMATA WISATA atau disingkat MPW. Selain pernah masuk dalam kategori TOP 10 TRAVEL AGENCY versi detik.com, MPW juga sudah berpengalaman lebih dari 7 tahun dengan client-client besarnya seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktorat Pajak, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dinas Perhubungan, Polda Metro Jaya, dan client besar lainnya. Jadi, gak perlu ragu lagi untuk menggunakan jasa tour organizer yang satu ini.
Bagi kalian yang masih bingung apa dan bagaimana sistem kerja dari wisata “open trip” itu, baik gua akan bantu jelaskan sedikit. Jadi, paket wisata jenis open trip itu adalah suatu paket wisata dimana semua fasilitas yang tersedia pada daftar paketnya akan digabung dengan peserta lainnya, alasannya untuk meminimalisir budget untuk membayar semua fasilitas tadi.

Dengan adanya sharing cost each other yang ada pada sistem open trip, makanya biayanya jauh lebih murah dibanding saat kalian liburan ala reguler gitu. Ini sama halnya dengan sistem “patungan” yang biasa kalian lakukan dengan teman-teman kalian.

Keunggulan lain dari open trip adalah, kalian gak perlu lagi pusing mikirin masalah gimana cari tiket transportasi, cari penginapan, dan lainnya. Itu udah diurus oleh pihak tour organizer-nya. Kalian mah tinggal duduk manis dan nikmatin liburannya aja.

Paket ini cocok banget bagi kalian yang menyukai traveling, namun memiliki budget yang pas-pasan, serta peserta yang sedikit. Dengan mengikuti open trip ini pula, kalian akan mendapatkan banyak teman-teman baru, dan juga pengalaman berlibur seru lainnya.

Nah, itulah sedikit cerita dari pengalaman liburan di Pulau Gili Labak, Madura yang diambil dari sudut pandang gua. Moga bisa menjadi referensi dan inspirasi kalian yang membaca ketika hendak mengunjungi ini wisata.

Selamat berlibur!

Udah ya, gitu aja.

Written by: Jumadi
    Share:

    0 Komen:

    Posting Komentar